• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Rabu, 24 April 2024

Nasional

Jadi Pusat Pengaderan Ulama, PTIQ Jakarta Akan Beralih Status dari Institut ke Universitas

Jadi Pusat Pengaderan Ulama, PTIQ Jakarta Akan Beralih Status dari Institut ke Universitas
Gedung PTIQ Jakarta. Foto: www.ptiq.ac.id
Gedung PTIQ Jakarta. Foto: www.ptiq.ac.id

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta akan beralih status dari institut ke universitas. Rektor PTIQ Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa pada tahun ini pihaknya telah mengajukan permohonan untuk alih status tersebut.  


”Menjadi universitas merupakan sebuah keharusan bagi Institut PTIQ Jakarta. Hal ini didasarkan pada cita-cita Institut PTIQ Jakarta untuk menjadi pusat pengaderan ulama Al-Qur’an dunia,” katanya dalam momen wisuda Institut PTIQ Jakarta yang diadakan di Jakarta Convention Centre (JCC), pada Selasa (15/11/2022) kemarin.


Menurut Prof Nasar, dengan beralihnya status dari institut ke universitas, PTIQ Jakarta diharapkan dapat berperan aktif dalam mengakhiri dikotomi ilmu agama dan sains dalam praktik pendidikan. Ia menegaskan bahwa identitas Institut PTIQ Jakarta sebagai lembaga yang fokus pada pengkajian, pendalaman, dan hafalan Al-Qur’an tidaklah hilang. 


“Dengan memfokuskan pada integrasi Al-Qur’an dan sains, maka Institut PTIQ Jakarta akan menjadi perguruan tinggi Islam yang sempurna, bukan lengkap. Sempurna (perfect) dan lengkap (complete) adalah dua kata yang berdekatan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak persis sama dalam pengertiannya meski keduanya memiliki antonim yang sama, yaitu cacat (defective),” ujarnya.


“Kata lengkap memiliki arti sesuatu yang disiapkan menurut suatu rencana, seperti bangunan rumah atau masjid. Jika setiap bagian dalam bangunan itu tidak selesai, ia disebut kurang atau tidak lengkap. Akan tetapi sesuatu dapat disebut lengkap dan mungkin ada kelengkapan yang lebih tinggi itulah yang disebut dengan kesempurnaan,” tambah Imam Besar Masjid Istiqlal itu.


Untuk mencapai kesempurnaan itu, Prof Nasar mnuturkan bahwa Institut PTIQ Jakarta akan mengembangkan paradigma keilmuan dengan mengintegrasikan dan menyeimbangkan horizon-vertikal dengan horizon-horizontal. 


“Melalui sebuah pendekatan yang tidak saja teosentrik, tetapi juga humanistik. Dengan demikian, maka akan lahir sebuah paradigma keilmuan ‘teohumanistik-integralistik’ yang dapat melahirkan ilmuwan Al-Qur’an yang sempurna (The Perfect of Qur’anic Scholars),” ungkapnya.


Lima Program Unggulan PTIQ Jakarta 

Prof Nasar kemudian menetapkan lima program unggulan ketika kelak sudah beralih status menjadi universitas. Menurutnya, program ini dikembangkan sebagai upaya akselerasi untuk menjadi universitas unggul sekaligus sebagai parameter yang terukur merujuk kepada indikator perguruan tinggi Islam berkelas dunia dalam pengkajian Al-Qur’an dan integrasinya dengan sains. Ia lantas menyebutkan lima program itu. 


Pertama, peningkatan Excellent Qur’anic Teaching dengan indikator lulusan yang memiliki standar keilmuan di bidang Al-Qur’an bertaraf internasional.  Kedua, optimalisasi penelitian dan publikasi di jurnal internasional bereputasi dan sitasinya. 


Ketiga, peningkatan sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang Excellent Qur’anic Teaching, riset dan publikasi, dan modernisasi sistem akademik dan manajemen. Keempat, penyediaan infrastruktur yang memadai. 


Kelima, peningkatan kerja sama dengan universitas dan industri di dalam dan luar negeri dalam bidang keagamaan, ke-Al-Qur’anan, pendidikan, penelitian dan pengabdian serta menciptakan kemandirian dan budaya serta entrepreneurship.


Prof Nasar berharap, program-program tersebut dirancang supaya bisa mewujudkan visi Institut PTIQ Jakarta. Selain itu, program-program ini kelak akan terus ditingkatkan agar lebih inovatif dan kreatif, sesuai kebutuhan zaman.


“Sehingga pengembangan keilmuan, transformasi sosial dan peningkatan daya saing, serta kemandirian bangsa, religius, berintegritas, serta akuntabel di lingkungan PTIQ Jakarta dapat tercapai,” pungkas Mustasyar PBNU yang juga alumnus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar itu.
 

Kontributor: Suwitno
Editor: Aru Elgete


Editor:

Nasional Terbaru