• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Kukuhkan 794 Wisudawan, Prof Nasar: 800 Ribu Masjid Menanti Alumni PTIQ Jakarta

Kukuhkan 794 Wisudawan, Prof Nasar: 800 Ribu Masjid Menanti Alumni PTIQ Jakarta
Prof KH Nasaruddin Umar saat sedang menyampaikan sambutan dalam Wisuda Institut PTIQ Jakarta, Selasa (15/11/2022). Foto: tangkapan layar PTIQ TV
Prof KH Nasaruddin Umar saat sedang menyampaikan sambutan dalam Wisuda Institut PTIQ Jakarta, Selasa (15/11/2022). Foto: tangkapan layar PTIQ TV

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Qur'an (PTIQ) Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar memastikan bahwa alumni PTIQ Jakarta tersebar di masjid-masjid besar yang ada di Indonesia. Bahkan Prof Nasar menegaskan, 800 ribu masjid (belum termasuk mushala dan langgar) menanti kedatangan alumni PTIQ Jakarta. 


Hal tersebut diungkapkan Prof Nasar dalam agenda wisuda sarjana, magister, dan doktor Institut PTIQ Jakarta di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2022). PTIQ Jakarta kali ini berhasil mengukuhkan 794 wisudawan dan wisudawati. 


“Tidak heran jika Perguruan Tinggi Islam, termasuk UIN dan IAIN, mengalami penurunan calom mahasiswa, sementara PTIQ masih kewalahan menampung para pelamar,” imbuh Imam Besar Masjid Istiqlal itu.


Lebih lanjut, Prof Nasar mengungkapkan bahwa masyarakat sangat membutuhkan peran dan pengabdian mahasiswa Institut PTIQ Jakarta. Menurutnya, aktivitas pengabdian kepada masyarakat di Institut PTIQ Jakarta, tidak dimulai setelah mahasiswa diwisuda. 


“Mayoritas mahasiswa telah melaksanakan pengabdian sejak tahun kedua setelah menyelesaikan pembelajaran di ma’had dan segala program yang melingkupinya,” ungkap Prof Nasar, salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. 


Ia menuturkan bahwa sejarah mencatat, Institut PTIQ Jakarta merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia bahkan dunia yang mengkhususkan aktivitas perkuliahannya pada pengkajian, pendalaman, dan hafalan Al-Qur’an.


Sejak 1971, Institut PTIQ Jakarta telah berhasil ‘mentilawahkan negeri’ ini dalam gerakan ‘Indonesia Mengaji’ dengan berbagai varian kajian Al-Qur’an. Di antaranya ilmu qira’at, nagham, rasam, tajwid, tahfidz, tafsir, serta berbagai keilmuan lain seperti Bahasa Arab, nahwu, sharaf, dan kajian kitab kuning.


Semua kajian tersebut, kata Prof Nasar, menjadi trademark PTIQ Jakarta yang disatukan menjadi ragam kegiatan sepuluh M yakni mihrab, menara, mimbar, MTQ (musabaqah tilawatil Qur’an), majelis taklim, maqbarah, ma’had tahfidz Al-Qur’an, marawis, Majelis Ulama Indonesia, dan militer (rohis). 

 

Oleh karena itu, Prof Nasar berharap Institut PTIQ Jakarta dapat terus mengupayakan lulusannya menjadi alim ulama, guru, pendakwah, hakim, ekonom dan profesi apapun. Lebih dari itu, ia berharap para alumni PTIQ Jakarta memiliki landasan kuat pada pengamalan Al-Qur’an yang memegang estafet  kepemimpinan para nabi dan rasul.


“Menunaikan tugasnya sebagai khalifah di bumi, dengan mendasarkan semua kegiatan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Berfikir kritis, bertindak santun dan logis serta menjunjung tinggi kehormatan institut, agama, bangsa dan negara,” pungkas pendiri organisasi Masyarakat Dialog antar Umat Beragama itu. 


Kontributor: Suwitno
Editor: Aru Elgete
 


Editor:

Nasional Terbaru