PWNU Nilai Macet Ekstrem di Jakut Gara-gara Pelindo Rugikan Masyarakat
Rabu, 23 April 2025 | 12:25 WIB
Jakarta Pusat, NU Online Jakarta
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta H Husny Mubarok Amir menyoroti terkait kemacetan ekstrem yang terjadi berulang kali di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Diketahui, kemacetan terakhir terjadi selama empat hari, pada Rabu-Sabtu (16-19/4/2025) yang disebabkan oleh PT Pelabuhan Indonesia Persero (Pelindo).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Husny menyampaikan bahwa kemacetan panjang yang disebabkan Pelindo berdampak kepada masyarakat. Ia menyebut bahwa banyak masyarakat yang merasa dirugikan.
"Macet panjang sudah beberapa kali terjadi dan merugikan masyarakat. Banyak warga Jakarta yang terkendala dan dirugikan karena macet tersebut," kata Husny kepada NU Online Jakarta, pada Selasa (22/4/2025).
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Husny berharap, kemacetan serupa tidak terulang lagi. Menurutnya, kemacetan yang terjadi di Tanjung Priok dapat diantisipasi dengan mengelola jadwal keluar masuknya truk dan bongkar muat kontainer yang rapih.
"Kalau itu rapih mestinya tidak terulang kejadian-kejadian serupa seperti itu," harapnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Tak hanya itu, Ia juga menegaskan bahwa Pelindo adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kepemilikan sahamnya 100 persen adalah saham pemerintah pusat.
Dengan demikian, kata Husni, Kementerian BUMN harus bertanggung jawab atas kemacetan yang disebabkan oleh Pelindo.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Kementerian BUMN bertanggungjawab penuh dengan kejadian seperti ini, termasuk mengevaluasi direktur utama atau direksi-direksinya dan juga komisaris yang ada di pelindo" tegas Husny.
Husny juga mengatakan bahwa perlu adanya komunikasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi (Pemprov) Jakarta untuk membahas Pelindo terkait kerjasama, misalnya penanaman saham dari Pemprov Jakarta ke Pelindo atau sekalian _join venture_
"Itukan sudah ada contohnya PT Kawasan Berikat Nusantara Persero (KBN). Pemprov DKI Jakarta saat ini memiliki 26,8516 persen saham di KBN, sementara PT Danareksa (Persero) memegang 73,1481 persen, dan Pemerintah Republik Indonesia sebesar 0,0003 persen, atau kalo contohnya adalah BUMD, kita ada PT JIEP yang ada saham pusat disitu," katanya
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurutnya, karena PT Danareksa adalah BUMN yang seluruh sahamnya dimiliki pemerintah pusat, seharusnya tidak ada kendala bagi Pemprov Jakarta untuk memiliki saham di Pelindo.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa jika opsi tersebut tidak dapat direalisasikan akibat struktur BUMN yang tertutup, maka langkah yang dapat diambil adalah membentuk entitas baru yaitu misalnya Port of Jakarta sebagai bentuk dari kerjasama join venture antara pemerintah pusat dan Jakarta.
Pelabuhan ini bisa dikelola langsung oleh Pemda DKI melalui BUMD atau skema kemitraan strategis lainnya.
"Bukan tanpa alasan, sebab kita tahu bahwa bibir pantai di Pelindo 2 itu asset Pemda Bank DKI Jakarta. Bisa dibayangkan berapa banyak kapal yang berlabuh setiap harinya dan berbayar," katanya.
Sementara itu, Husny mengapresiasi permintaan maaf Gubernur Jakarta Pramono Anung. Meskipun kemacetan tersebut bukanlah kesalahan Gubernur.
"Kemudian terjadi permintaan maaf dari seorang Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Nah justru ini kita mengapresiasi sikap permohonan maaf pak gubernur ini, ini bentuk sikap ksatria seorang pemimpin yang sedang berempati kepada warganya yang mengalami kesulitan," pungkasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Jakarta Utara Abdul Aziz Yusuf menyampaikan terima kasih kepada PT Pelindo yang telah merespons dan mengatasi kemacetan parah yang terjadi pada hari Kamis dan Jumat kemarin.
"Berkat koordinasi dan langkah yang dilakukan oleh PT Pelindo dan pihak terkait, situasi yang sempat mengganggu aktivitas masyarakat dan distribusi logistik kini berhasil diurai dan kembali berjalan normal," ujarnya kepada NU Online Jakarta, Ahad (20/4/2025).
Aziz juga menyampaikan apresiasi kepada Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok dan Kapolres Metro Jakarta Utara yang telah berusaha mengurai kemacetan di Tanjung Priok. Menurutnya, peran aparat keamanan sangat krusial dalam menormalisasi situasi yang sempat mencapai titik kritis selama dua hari terakhir.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND