Jakarta Raya

Ramai Kasus Perselingkuhan, Begini Tanggapan Psikolog

Kamis, 27 Juni 2024 | 10:50 WIB

Ramai Kasus Perselingkuhan, Begini Tanggapan Psikolog

Ilustrasi perselingkuhan. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online Jakarta
Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia)  Winda Maharani mengungkapkan penyebab perselingkuhan. Salah satunya karena mengabaikan dimensi komitmen. 


Winda menegaskan bahwa percintaan, terutama di kalangan remaja saat ini cenderung terbatas pada gairah seksual atau ketertarikan secara fisik.


"Padahal menurut teori Triangle of Love dari Sternberg, cinta itu terdiri dari beberapa dimensi yaitu komitmen, intimasi, dan passion (gairah)," kata Winda kepada NU Online, Selasa (25/6/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Winda juga menjelaskan bahwa cinta yang ideal dan sehat, itu harus terdiri dari dimensi komitmen, intimasi, dan gairah. Sementara para remaja memahami cinta hanya terdiri dari satu atau dua dimensi saja, seperti gairah dan intimasi.


"Mereka (para remaja) cenderung mengabaikan dimensi komitmen dalam cinta. Padahal dimensi ini mencakup kesetiaan, kepercayaan, dan tanggung jawab," jelasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Winda kemudian mengutip survei dari aplikasi pencari teman kencan Just Dating (2022). Pada survei ini, Indonesia menempati posisi ke-2 di Asia sebagai negara yang banyak melakukan perselingkuhan dengan 40 persen perempuan lebih banyak melakukan perselingkuhan dibandingkan pria.


Selanjutnya, dalam Journal of Sex and Marital Therapy yang dirilis pada 2020 disebutkan bahwa sebanyak 21,8 persen korban perselingkuhan memilih untuk mempertahankan hubungan dan memaafkan pasangannya meski sudah ketahuan berselingkuh.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Selengkapnya: https://nu.or.id/nasional/ini-penyebab-dan-dampak-perselingkuhan-menurut-psikolog-R8sM2
 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND