Nasional

ICROM 2024 Bahas Moderasi Agama sebagai Kunci Perdamaian di Tengah Krisis Global

Selasa, 5 November 2024 | 07:00 WIB

ICROM 2024 Bahas Moderasi Agama sebagai Kunci Perdamaian di Tengah Krisis Global

International Conference on Religious Moderation (ICROM) 2024, berlangsung mulai 5 hingga 7 November di Merlynn Park Hotel Jakarta, DKI Jakarta.

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

International Conference on Religious Moderation (ICROM) 2024 kembali hadir dengan mengusung tema Religious Moderation and Its Responses to Humanitarian Crises. Konferensi yang diadakan untuk ketiga kalinya ini bertujuan mengeksplorasi peran moderasi beragama dalam merespons krisis kemanusiaan di berbagai belahan dunia. 


Acara berlangsung mulai 5 hingga 7 November di Merlynn Park Hotel Jakarta, DKI Jakarta, dengan menghadirkan berbagai pembicara dari dalam dan luar negeri.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Plt Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Zayadi, menyatakan bahwa konferensi ini menjadi ajang penting bagi agama-agama untuk memberikan solusi konkret terhadap tantangan global yang sifatnya mendesak. 


"Moderasi beragama diharapkan dapat memberikan perspektif dan pendekatan yang menyatukan, untuk merespons persoalan-persoalan kemanusiaan," ujar Zayadi. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Ia menambahkan, agama memiliki potensi besar dalam menawarkan solusi, namun perlu pendekatan yang moderat agar dapat diterima di berbagai kalangan.


Ahmad Zayadi menyebutkan bahwa ICROM 2024 diharapkan mampu menjadi wadah refleksi dan berbagi pengalaman bagi pemimpin agama, akademisi, serta praktisi kemanusiaan untuk bersama-sama mencari solusi. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD


"Melalui ICROM, kita ingin menunjukkan bahwa agama bukan hanya pedoman spiritual, tetapi juga mampu menjadi kekuatan untuk perdamaian dan keadilan sosial," tambah Zayadi.


Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar dijadwalkan memberikan keynote speech pada pembukaan ICROM 2024. Dalam sambutannya, Menteri Agama diharapkan akan menekankan pentingnya moderasi beragama dalam memelihara keharmonisan sosial di tengah krisis global. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Acara pembukaan ini juga akan diwarnai penampilan solois Panji Sakti yang terkenal dengan lagu-lagu religi bertema damai dan spiritual, seperti "Kepada Noor," "Jiwaku Sekuntum Bunga Kamboja," dan "Sang Guru."


Diskusi Panel Sesi 1 mengangkat tema besar tantangan moderasi beragama dalam merespons krisis kemanusiaan. Panel ini dihadiri tokoh-tokoh seperti Andar Nubowo dari Maarif Institute, Muhammad Imran Khan dari Trinity College Dublin, serta Irlanadia dan Wietske Merison dari UCLA, Amerika Serikat. Mang Pi dari Nonviolent Peaceforce Myanmar juga turut hadir untuk memberikan perspektif mengenai peran moderasi beragama di wilayah konflik. Sesi ini dipandu oleh moderator Dito Alif Pratama, yang mendorong diskusi mengenai cara agama dapat menjadi kekuatan pemersatu di tengah beragam krisis.


Panel Sesi 2 memfokuskan diskusi pada pentingnya moderasi beragama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas sosial. Sesi ini menghadirkan tokoh-tokoh internasional seperti Mohd Mizan bin Mohammad Aslam dari Naif Arab for Security Sciences, Riyadh, Saudi Arabia, serta Thomas Wuchte, pendiri Center for Multilateral Leadership. Ada pula kontribusi dari Muhammad Iqbal Ahnaf dari ISFORB dan Delsy Ronnie, perwakilan Nonviolent Peaceforce untuk kawasan Asia.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Dalam Sesi 2 ini, Peter Prove, Direktur Commission of the Churches on International Affairs at World Council of Churches, memberikan pandangan secara online. Prove akan menjelaskan pentingnya kolaborasi lintas agama dalam menjaga perdamaian dan menghindari konflik di masa depan. Nantinya, ia akan menggali pendekatan moderasi beragama harus menjadi dasar dalam kerja sama kemanusiaan lintas budaya dan agama.


ICROM 2024 juga menghadirkan 70  peneliti, dan juga menghadirkan sesi-sesi diskusi kelompok dalam 8 room untuk membahas tantangan yang lebih spesifik, seperti migrasi, krisis pengungsi, serta dampak perubahan iklim terhadap kemanusiaan. Dengan menghadirkan berbagai sudut pandang, konferensi ini berupaya memperkuat posisi agama sebagai solusi inklusif dalam mengatasi persoalan dunia.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND