
Warga sedang membersihkan sampah di dekat rumahnya di Jakarta Utara, pada Ahad (19/3/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Rizqi Fadillah
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Jakarta menjadi penghasil sampah terbesar dalam setiap harinya. Saat ini, jumlah tersebut meningkat menjadi 8.000 ton perhari. Dikutip dari laman Jakita bahwa produksi sampah tiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2021 jumlah sampah di Jakarta bisa mencapai 7.400 ton perhari.
“Dengan produksi sampah lebih dari 8.000 ton perhari di Jakarta, tentu perlu keseriusan kita untuk mengikuti alur proses dari sampah maupun limbah itu darimana bermula dan dimana berakhir," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq dilansir dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia diakses hari Senin (4/11/2024).
Hanif menegaskan bahwa meski pengelolaannya berada di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, ia berkomitmen untuk menggunakan wewenangnya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan intervensi agar persoalan sampah dapat diatasi bersama-sama.
"Saya bersama jajaran akan bisa memutuskan langkah-langkah yang harus kita elaborasikan, kita koordinasikan dengan Pemerintah Daerah. Singkat kata, kita tidak bisa saling menyalahkan. Sehingga dari level manapun kita berpikir bersama untuk menyelesaikan sampah di Jakarta," kata Hanif.
Selanjutnya, Hanif menyampaikan salah satu upaya yaitu mulai dari membangun bank sampah unit atau pengelolaan unit sampah di tempat-tempat hulunya di RT RW, lalu menyaringnya ke dalam Bank Sampah Induk. Kemudian melakukan distribusi dari Bank Sampah Induk terkait dengan sampah-sampah yang bisa diolah.
Dengan begitu, sampah yang selama ini berakhir ke TPST Bantargebang dapat ditekan jumlahnya, terutama dari jenis-jenis yang menjadi bahan baku daur ulang, termasuk sampah plastik dan sampah kertas. Untuk sampah sisa makanan atau food waste, dapat diolah menjadi kompos.
Â
Jika melihat data Pemerintah Provinsi Jakarta tahun 2021, komposisi sampah di Jakarta 53 persen sisa makanan (food waste), 9 persen plastik, 6 persen rumput dan kayu, 6 persen Polyethylene Terephthalate (PET), 2 persen karet dan kulit, dan 2 persen logam.
"Kita sudah memahami ada food waste yang jumlahnya hampir 50 persen dari sampah Jakarta. Kalau 50 persen dari 8.000, maka ada 4.000 ton per hari food waste yang harus kita selesaikan, kita jawab permasalahannya," ungkap Hanif.
Melansir tulisan Stephanie Safdie di lama Greenly bahwa pada tahun 2013, Organisasi Pangan dan Pertanian  Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memperkirakan bahwa 1,3 gigaton makanan yang dapat dimakan terbuang setiap tahun , dan ini melepaskan 3,3 gigaton setara COâ‚‚ (Karbon Dioksida).Â
Â
Penelitian yang disusun oleh Our World In Data memperkirakan bahwa sampah makanan menyumbang sekitar 6 persen dari total emisi dunia.
Terpopuler
1
Ulama Kharismatik Betawi KH Bunyamin Muhammad Wafat, Ketua PWNU Jakarta: Sosok Berpengetahuan Luas
2
Pemprov DKI dan Pemkot Bogor Resmikan Rute Transjakarta Bogor-Blok M, Tarif Mulai Rp2.000
3
Anak 7 Tahun Ditemukan Kelaparan dan Penuh Luka Bakar di Jakarta Selatan
4
Ini Makna Makanan yang Halal dan Baik dalam Islam
5
Stunting Jakarta Masih Tinggi, Fatayat NU Gelar Sosialisasi Pencegahan
6
Relawan Ansor Banser Jaga Posko Kebakaran Kapuk Muara Selama Seminggu
Terkini
Lihat Semua