• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Senin, 13 Mei 2024

Jakarta Raya

Bamus Betawi Kunjungi Majelis Adat Melayu Riau Bahas Penguatan Kebudayaan

Bamus Betawi Kunjungi Majelis Adat Melayu Riau Bahas Penguatan Kebudayaan
Badan Musyawarah (Bamus) Betawi 1982 mengunjungi Majelis Adat Melayu Riau di Rumah Adat Melayu Riau, Batu Panjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Ahad (29/10/2023) lalu. (Foto: Istimewa).
Badan Musyawarah (Bamus) Betawi 1982 mengunjungi Majelis Adat Melayu Riau di Rumah Adat Melayu Riau, Batu Panjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Ahad (29/10/2023) lalu. (Foto: Istimewa).

Riau, NU Online Jakarta


Penguatan kebudayaan terus dilakukan oleh seluruh suku di Indonesia. Kali ini, dalam momen Muhibah Budaya, Badan Musyawarah (Bamus) Betawi 1982 mengunjungi Majelis Adat Melayu Riau di Rumah Adat Melayu Riau, Batu Panjang, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Ahad (29/10/2023) lalu.


Dalam kunjuangan tersebut, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Lutfi Hakim menyampaikan bahwa Bamus Betawi berkesempatan menyampaikan penguatan antara dua kebudayaaan tersebut sehingga dapat tercapainya kemajuan daerah untuk kemajuan masyarakat didalamnya.


"Kegiatan Muhibah Budaya Badan Musyawarah atau Bamus Betawi 1982 ke Majelis Adat Melayu Riau Tahun 2023 bukan hanya menjadi ajang silaturahim antara pengurus organisasi kemasyarakatan yang berbasis pada budaya seperti halnya Bamus Betawi 1982, namun memiliki banyak manfaat khususnya bagi kedua daerah yaitu Provinsi Riau dan Provinsi Jakarta, namun juga berdampak positif bagi seluruh masyarakat Indonesia," katanya kepada NU Online Jakarta.


Imam Besar Forum Betawi Rempug (FBR) itu juga menerangkan bahwa Muhibah Budaya memiliki peranan yang amat besar bagi suku-suku yang ada di Indonesia, bukan hanya bagi Suku Betawi atau Suku Melayu, atau bukan hanya kebudayaan keduanya, namun bagi seluruh kebudayaan yang ada di Nusantara.


"Muhibah Budaya antara Bamus Betawi 1982 dengan Lembaga Adat Melayu Riau ini bermanfaat bukan hanya bagi suku betawi atau suku melayu sebagai suku yang diakui di Indonesia dan memiliki Budaya yang bermacam-macam, bukan hanya tentang mengenalkan kesamaan keduanya, tapi sesungguhnya lebih tentang bagaimana spirit kebudayaan harus mampu menjiwai semangat pengorbanan kita terhadap Bangsa dan Negara Indonesia," jelasnya.


"Apalagi semangat yang kita bangun ini bersamaan dengan momentum berkumpulnya para pemuda lintas suku dan budaya, untuk menghimpun kekuatan berdasarkan perbedaan Suku dan Budaya, yaitu Sumpah Pemuda pada Oktober Tahun 1928," sambungnya.


Bagi Kiai Lutfi, Negara Indonesia bisa besar karena penghormatan masyarakatnya terhadap budaya leluhur. Setelah sekian puluh tahun merdeka, tampaknya tidak ada pilihan lain bagi kita sebagai negara yang besar selain untuk kembali kepada falsafah negara, yaitu Pancasila, serta prinsip Bhineka Tunggal Ika. Hal ini menurutnya berkaitan dengan konsep tentang cara kita menghargai perbedaan dan menjadikannya sebagai sumber energi positif dalam proses pembangunan bangsa.


"Indonesia merdeka karena model perjuangannya berganti dari yang sporadis, cenderung sendiri-sendiri, menjadi perjuangan yang didasari dengan semangat kebersamaan, tidak menolak perbedaan, menghargai entitas masing-masing, sehingga masyarakat kita ketika itu mampu berjuang bersama-sama melawan penjajah. Nah, saat ini setelah sekian puluh tahun kita merdeka, tidak ada yang bisa kita lakukan sebagai negara yang besar kecuali kembali kepada falsafah negara, yaitu Pancasila dan juga tentunya Bhineka Tunggal Ika, tentang bagaimana menghormati perbedaan dan menjadikannya sebagai energi positif dalam membangun Bangsa," tutup Kiai Lutfi.


Editor: Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru