
Ilustrasi: Selamatan perkawinan dengan Barzanjian di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tempo dulu. (Foto: NU Online).
Alhafiz Kurniawan
Kolomnis
Keberagamaan Orang Betawi dan Islam konon sulit dipisahkan. Mereka dulu disebut orang selam atau pemeluk Islam. Meski demikian pada beberapa tempat hubungan Betawi dan keislaman tidak terlalu dekat seperti kasus yang diangkat oleh Shahab (Yasmine Zaki Shahab, Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi, [Depok, Fisip UI: 2004]).Â
Ia menyatakan bahwa para pengamat memandang Betawi dan Islam secara umum tidak dapat dipisahkan. “Faktor agama yang berperan tampak ketika ketika orang Betawi menolak kerja pada Pemerintah Kolonial Belanda. Sehingga menjadi kejutan dan sesuatu yang tidak dapat diterima oleh orang Betawi kalau ada kebetawian yang bukan Islam. (Shahab, 2004: 119-120). Shahab menyebut contoh kasus penayangan Natal Gereja Betawi di Kampung Sawah, Jaktim, pada sebuah stasiun televisi swasta pada 1999.Â
Selengkapnya di NU Online: (Qasidah Barzanji, Orang Betawi, dan Maulid Nabi).
Â
Terpopuler
1
PR GP Ansor Tegal Alur Pasang WiFi Gratis, Bantu Pelajar Akses Pembelajaran Daring
2
IPNU-IPPNU Jagakarsa Gelar Makesta untuk Membangun Diri lewat Dakwah, Nalar, dan Ilmu
3
MWCNU Kalideres Sediakan WiFi Gratis untuk Rumah Ibadah dan Fasilitas Umum
4
GP Ansor Tambora Dirikan Posko Darurat, Prioritas Kebutuhan Balita Korban Kebakaran
5
Sejumlah Sekolah Swasta di Jakarta Sambut Program Sekolah Gratis
6
Rais PWNU Jakarta Tekankan Syuriyah sebagai Pengendali Kebijakan Organisasi
Terkini
Lihat Semua