• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 9 Mei 2024

Jakarta Raya

Ketua Falakiyah PWNU DKI Prediksi Terjadi Gerhana Penumbra 5 Mei 2023

Ketua Falakiyah PWNU DKI Prediksi Terjadi Gerhana Penumbra 5 Mei 2023
Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Abdul Kholik, (Foto: Istimewa).
Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Abdul Kholik, (Foto: Istimewa).

Jakarta Barat, NU Online Jakarta

Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Abdul Kholik prediksi akan terjadi pristiwa langit berupa Gerhana Bulan Penumbra pada 5 Mei 2023. Hal itu terjadi setelah fenomena Gerhana Matahari Hibrida pada Kamis 20 april lalu, 


"Sebagaimana dalam perhitungan yang dilakukan oleh pengurus LF PWNU DKI Jakarta diprediksi akan terjadi fenomena Gerhana Bulan Penumbra, peristiwa ini terjadi pada 5 Mei hari jumat pukul 22:13 WIB hingga pukul 02:31 WIB dini hari," terangnya kepada NU Online Jakarta, Senin (1/5/2023) lalu. 


Menurut Guru Manshur al Batawi, ungkap Kiai Kholik, fenomena gerhana bulan terjadi apabila posisi bumi berada diantara bulan dan matahari saat oposisi, sehingga cahaya yang biasanya sampai ke Bulan terhalang oleh Bumi.


Seperti yang diterangkan dalam Sullam al Nayyiroin, Risalah ke-2 yang artinya 'Sesungguhnya gerhana Bulan itu tidak terjadi kecuali pada pertengahan bulan (hijriah), al Khusuf itu ungkapan dari al Istiqbal al Hakiki al Mar'i (oposisi sejati yang terlihat), yaitu hilangnya cahaya Bulan sebab terperangkap bayangan umbra Bumi, karena Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri akan tetapi cahayanya memanfaatkan sinar Matahari, apabila Bumi berada diantara Bulan dan Matahari maka sinar Matahari (ke Bulan) menjadi terhalang, lalu bayangan Bumi  mengenai Bulan menyebabkannya menjadi gelap gulita dan terlihat dalam kondisi Gerhana'," terangnya.


Lebih dalam, Kiai Kholik membeberkan berdasarkan dari bayangan saat Gerhana Bulan terdapat dua jenis, yakni Umbra (bayangan nyata) dan Penumbra (bayangan semu).


"Dari masing-masing dua jenis bayangan tersebut terbagi menjadi dua tipe gerhana, yaitu sebagian dan total," jelasnya.


Tidak ketingglan, Kiai Kholik menyampaikan secara keseluruhan tipe gerhana bulan menjadi empat jenis, pertama umbra sebagian, kedua umbra total, ketiga penumbra sebagian dan keempat penumbra total. Adapun fenomena gerhana bulan, lanjutnya, yang disunahkan untuk shalat khusuf adalah saat dua tipe gerhana umbra.


"Gerhana bulan penumbra tidak terlalu tampak perubahannya, berbeda dengan gerhana bulan umbra yang sangat jelas jika dibedakan saat purnama. Oleh karenanya tidak disunahkan shalat khusuf saat gerhana bulan penumbra," pungkasnya. 


Senada dengan apa yang disampaiakan, tertulis juga dalam kitab Risalah al Zain oleh Ibnu Ya'kub al Batawi.


وَكُلٌّ مِنَ الْخُسُوْفِ الْحَقِيْقِيِّ الْكُلِّيِّ وَالْجُزْئِيِّ يُشَاهَدُ بِالْعَيْنِ الْمُجَرَّدَةِ وَيُعَبَّرُ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِالْخُسُوْفِ الشَّرْعِيِّ لِأَنَّهُ يَتَعَلَّقُ بِحُكْمِ الشَّرِيْعَةِ كَالصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ كَمَا قَالَ شَيْخُنَا فِي الدُّرُّ الْأَنِيقْ


Artinya: Masing-masing dari gerhana bulan umbra yakni total dan sebagian itu dapat disaksikan dengan kasat mata, sebagian ulama menyebutnya sebagai gerhana syar'i karena gerhana tersebut berhubungan dengan hukum syari'at seperti shalat dan shadaqah sebagaimana yang dikatakan oleh guru kami dalam kitabnya al Durru al Aniq.


Sebagai catatan, shalat gerhana Matahari pertama kali disyari'atkan pada tahun ke-2 hijriah sedangkan gerhana Bulan pada tahun ke-5 hijriah. Adapun dasar hukumnya adalah hadis Rasulullah.


إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ايَتَانِ مِنْ ايَاتِ اللَّهِ، لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَالِكَ فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يَنْكَشِفَ مَابِكُمْ


Artinya: Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua ayat (kekuasaan Allah) dari ayat-ayat Nya, tidak terjadi Gerhana karena wafatnya atau lahirnya seseorang, apabila kalian melihat fenomena itu maka shalatlah dan berdoalah sampai tersingkap (terang) apa yang kalian lihat. (Lihat : Syaikh Ibrahim, Hasyiah al Baijuri).


Kontributor: Ikhwanoe
Editor: Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru