Ketua PWNU Jakarta Sebut Instruktur NU Harus Bertindak Nyata, Bukan Sekadar Nama
Kamis, 19 Juni 2025 | 08:00 WIB

Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif saat memberikan sambutan dalam acara Pendidikan Instruktur Wilayah Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PIW PD-PKPNU). Acara yang diselenggarakan di Graha Dinar Syariah, Puncak, Bogor pada Rabu (18/6/2025). (Foto: NU Online/Arif)
Ahmad Thursina Roja
Kontributor
Bogor, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, KH Samsul Ma'arif menyebutkan bahwa menyandang status sebagai instruktur NU adalah sebuah amanah besar yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekadar nama atau formalitas belaka.
Menurutnya, hal itu menjadi bagian yang penting untuk menjadi instruktur NU yang sejati.
Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Pendidikan Instruktur Wilayah Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PIW PD-PKPNU) di Graha Dinar Syariah, Puncak, Bogor pada Rabu (18/6/2025).
"Kalau anda sudah dinyatakan selesai mengikuti pendidikan instruktur, maka ya harus menjadi instruktur benar," tegasnya dalam sambutan.
Ia memberikan sebuah perumpamaan yang tajam untuk menggambarkan bahaya menjadi instruktur hanya sebatas nama. Menurutnya, hal itu bisa menjadi sebuah malapetaka.
"Ada orang yang tercatat jadi instruktur tapi tidak pernah menjadi instruktur. Tercatat saja. Itu bahaya menurut saya. (Ibaratnya) tercatat hadir di surga, ternyata nggak masuk surga. Cuma namanya saja yang masuk surga. Ini nggak boleh terjadi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Samsul menyebutkan bahwa menjadi instruktur adalah sebuah jalan pengabdian yang penuh barokah (keberkahan), bahkan terkadang melebihi jabatan ketua sekalipun. Namun, keberkahan tersebut menuntut pengorbanan yang tidak sedikit.
"Saking barokah-nya jarang pulang. Wah, ini lebih sering bertemu dengan kader daripada bertemu dengan bini (istri) katanya. Tapi, itulah pengabdian," tuturnya disambut tawa peserta.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masyhuri Malik menegaskan bahwa kaderisasi merupakan tulang punggung untuk menjalankan dua tanggung jawab besar NU. Ia menjelaskan bahwa kedua tanggung jawab tersebut adalah tanggung jawab keagamaan (mas'uliyah diniyah) dan tanggung jawab sosial-kemasyarakatan (mas'uliyah ijtima'iyah). Â Â
Kiai Masyhuri menyatakan bahwa untuk menjalankan kedua tanggung jawab besar tersebut secara sistematis dibutuhkan para penggerak di lapangan. Â Â
Â
"Karena itu salah satu syarat agar kader NU mampu menegakkan 2 pilar itu, mereka harus melalui tahapan-tahapan kaderisasi," tegasnya.Â
Terpopuler
1
Ketua KOPRI PB PMII: Semakin Jauh dari Ulama, Semakin Jauh Keberkahannya
2
Problematika Judol dan Pinjol, LBMNU Jakarta Hasilkan Rekomendasi dengan Tokoh Lintas Agama
3
HUT Jakarta ke-498: Transportasi Umum dan Ancol Bebas Bayar
4
Gelar Pelantikan Raya, Ketua PMII Unindra: Ikhtiar Baru Perjuangan Mahasiswa Islam
5
Kader Perempuan Harus Akseleratif, KOPRI PMII Jaksel Gelar SKK 2025
6
Tafsir Ekologi: Al-Qur’an Menyoroti Kerusakan Lingkungan
Terkini
Lihat Semua