• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 28 April 2024

Jakarta Raya

Ketua PWNU DKI Jakarta Jelaskan Arti Aswaja

Ketua PWNU DKI Jakarta Jelaskan Arti Aswaja
Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif saat menyampaikan materi Penguatan Kelembagaan di Kantor PCNU Jakarta Utara. (Foto: NU Online Jakarta/Haekal Attar)
Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif saat menyampaikan materi Penguatan Kelembagaan di Kantor PCNU Jakarta Utara. (Foto: NU Online Jakarta/Haekal Attar)

Jakarta Utara, NU Online Jakarta


Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif menjelaskan maksud dari Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah. Menurut Kiai Samsul terdapat tiga kata yang perlu dipahami lebih mendalam yaitu kata 'Ahlun', 'Sunnah' dan 'Jama'ah'.

 

"(Kata) Ahlun itu dalam Al-Qur'an banyak digunakan (disebut) memiliki arti keluarga 'yâ ayyuhalladzîna âmanû qû anfusakum wa ahlîkum nâraa' (At-Tahrim:6), keluarga itu meliputi suami, istri dan anak," katanya saat acara Penguatan Kelembagaan di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara, Kecamatan Koja, Sabtu (19/8/2023) lalu.

 

Selanjutnya, menurut Kiai Samsul, kata 'Ahlun' itu juga berarti penduduk yang berdiam di suatu tempat, dalam penggalan ayat di Surat Al-A'raf Ayat 96 'walau anna ahlal-qurâ âmanû wattaqau lafataḫnâ 'alaihim barakâtim' yang berartikan Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan.


"(Kata) 'Ahlun' (berartikan) sebuah kepintaran dalam bidang tertentu (seperti) yang berkaitan dengan penguasaan suatu keilmuan atau pakar. Bahkan ulama itu sendiri dalam kategori 'Ahlun' di surat Al-Anbiya ayat ketujuh 'fas'alû ahladz-dzikri in kuntum lâ ta'lamûn.


Dalam penjelasannya, Kiai Samsul berkelakar bahwa kepakaran atau penguasaan suatu keilmuan istilah di Indonesia disebut 'tukang'. Ia mencontohkan tukang pangkas rambut berarti orang yang memiliki keahlian dalam mencukur dan tukang kayu yang berarti orang yang memiliki kemampuan dalam mengolah kayu.

 

Dalam kata 'Sunnah', Kiai Samsul menerangkan kata tersebut memiliki arti sebuah jalan, sistem dan metode. Ia menunjukan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Darimi yang artinya; 'Siapapun orang yang mencontohkan suatu sunnah (perbuatan) yang baik yang diamalkan oleh orang lain setelahnya maka ia mendapat pahala sebanyak pahala orang lain yang telah melakukan perbuatan baik tersebut tanpa mengurangi pahala orang-orang yang telah melakukannya'.

 

Kemudian masih dalam hadits tersebut, siapapun orang yang mencontohkan suatu perbuatan yang jelek, maka ia mendapat dosa sebanyak dosa orang lain yang telah melakukan perbuatan jelek tersebut tanpa mengurangi dosa orang-orang yang telah melakukannya.


"Yang saya ingin sampaikan (bahwa) bagi orang-orang yang mengatakan tidak ada bid'ah hasanah (baik) bagi sebagian orang,  kalau mau menggunakan logika itu maka jangan mengingkari jika ada yang dinamakan sunnah yang sayyiah (buruk)," katanya.


Lebih dalam, Kiai Samsul menerangkan dalam Ilmu Fiqih, hukum sunnah itu tidak memiliki dosa jika ditinggalkan akan tetapi menjadi pahala jika dikerjakan.


"Kalau secara fiqih, sunnah itu segala sesuatu pahala kalo ditinggalkan tidak dapat apa-apa, ketika dikaitkan dengan ilmu yang lain bisa jadi memiliki makna yang lain bisa jadi berbeda-beda tinggal menurut siapa?, di sinilah keindahan ketika semakin mendalami ilmu agama," jelasnya.


Sedangkan kata 'Al-Jamaah' sendiri menurut Kiai Samsul menunjukan sebuah kelompok atau golongan.


"Kalau dari sisi bahasa itu berarti 'jama', di (ilmu) Nahwu itu kalau orang yang lebih dari dua," ungkapnya.


Akan tetapi 'Al-Jamaah' di sini kata Kiai Samsul, menjadi sebuah golongan yang mengikuti Nabi Muhammad dan para sahabat sampai kepada pengikutnya yang memiliki ilmu agama yang luar biasa.


"Kata 'Al-Jamaah' sering kaki dikaitkan dengan para sahabat dan kalau Sunnah itu pengikut Nabi (Muhammad), itu nama yang dinamakan jama'ah (bersama)," pungkasnya.

 

Pewarta: Haekal Attar
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami
 


Jakarta Raya Terbaru