Jakarta, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif mengecam tindakan kekerasan Mario Dandy Satriyo (20) terhadap David (17) sampai berujung koma di rumah sakit. Selain kekerasan yang menimpa David, Kiai Samsul bersuara untuk seluruh kasus penganiayaan harus segera diusut dengan tuntas.
"Saya sangat mengecam segala tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh siapapun, oleh mereka yang berlaku sangat arogan (merasa hebat) seakan-akan kebal terhadap hukum sehingga merugikan banyak pihak terutama kepada seluruh korban kekerasan dan penganiayaan. Terutama yang menimpa David anak seorang Pengurus Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor saat ini," katanya saat diwawancarai NU Online Jakarta, Jumat (24/2/2023) pagi.
Kiai Samsul berpendapat, kejadian penganiayaan di kota-kota besar seperti Jakarta sering terjadi. Bukan hanya itu, aksi premanisme juga harus ditindak dengan cara-cara yang serius.
"Seperti kasus Dandy yang menganiaya David, ini adalah bagian bukti besar dari aksi-aksi kekerasan, belum lagi aksi-aksi kecil seperti premanisme yang melakukan pemalakan kepada korban yang dianggap lemah. Maka, kita sebagai penduduk kota harus terlibat aktif sebagai pengaman-pengaman pada setiap elemen atau tingkatan masyarakat," ungkapnya.
Lebih jauh, soal tindak kekerasan yang dilakukan oleh anak di bawah umur, Kiai Samsul berharap, peran orang tua sebagai figur dan pengasuh pertama anak dapat mengajarkan dan mendidik anak nilai-nilai kesantunan dan kesopanan.
"Karena terlalu sering melihat tontonan kekerasan, anak-anak dengan mudah melakukan kekerasan. Peran penting orang tua yang mendorong anak-anak dapat mempraktikkan nilai-nilai kesopanan, kepatuhan dan kesantunan harus diprioritaskan. Jangan sampai anak-anak kita menjadi preman kecil yang kelak akan menjadi preman besar," tegasnya.
Saat ini David masih tidak sadarkan diri, sehingga harus menjalani perawatan secara intensif di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Sementara Dandy sendiri tengah menjalani proses hukum akibat perbuatan penganiayaan, serta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor tengah mengawal kasus tersebut sampai Dandy mendapatkan hukuman yang sepantasnya.
Pewarta: Haekal Attar
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami
