Jakarta Raya

KH Taufik Damas: Islam Tidak Kenal Kasta dan Tolak Diskriminasi

Senin, 2 September 2024 | 18:30 WIB

KH Taufik Damas: Islam Tidak Kenal Kasta dan Tolak Diskriminasi

Wakil Katib Syuriyah PWNU Jakarta KH Taufik Damas (Pojok kiri) saat kegiatan Peningkatan Pemahaman Aswaja yang digelar Kantor PCNU Jakarta Utara, Jalan Kramat Raya, Koja, Jakarta Utara pada Ahad (1/9/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Khoirul Rizky At-Tamami).

Jakarta Utara, NU Online Jakarta

Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Taufik Damas menegaskan Islam tak mengenal kasta, tetapi Islam memandang manusia berdasarkan ketakwaan mereka kepada Allah. Hal ini didasarkan dengan firman Allah dalam Surat Al-Hujurat ayat 13 yang menerangkan Allah menciptakan manusia dengan bersuku-suku dan berbangsa, dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bertakwa. 


"Semua umat manusia dalam pandangan Islam itu sama kecuali yang bertakwa kepada Allah," tegasnya dalam kegiatan Peningkatan Pemahaman Ahlus sunnah wal jamaah (Aswaja) yang digelar Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Jakarta Utara, Jalan Kramat Raya, Koja, Jakarta Utara pada Ahad (1/9/2024). 


Lebih lanjut, Kiai Taufik menerangkan, kesetaraan dalam Islam juga dikuatkan dengan sabda Nabi Muhammad ketika menyampaikan khutbah di haji wada (Haji penutup). Nabi berpesan bahwa tidak ada keistimewaan antara warga Arab dan warga yang buka Arab. 


"Laa fadhla li-arabiyyin ala ajamiyyin wa laa li-ajamiyyin ala arabiyyin wa laa li-ahmara ala aswada wa laa aswada ala ahmara illa bi-taqwa. Tidak ada kelebihan dari orang Arab di atas orang non Arab kecuali karena ketakwaannya," tegasnya. 


Selain itu, sifat keegaliteran atau kesetaraan Nabi juga ditunjukkan ketika Nabi memerintahkan Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan di atas Ka'bah. Bilal, yang dikenal berkulit hitam dan mantan budak itu juga menuai pertanyaan dari sebagian kalangan sahabat yang merasa iri lantaran ia bisa mendapatkan hak privilege tersebut. 


"Desas-desus itu didengar Nabi, apa kata Nabi, kamu masih punya pikiran jahiliyah karena mendiskriminasi orang dan memandang status sebelumnya sebagai seorang budak," jelasnya.


Hal inilah menurut Kiai Taufik, Islam datang untuk menghapus diskriminasi ras dan golongan manapun. Ia menegaskan kembali bahwa tak ada kemuliaan manusia di pandangan Allah kecuali karena ketakwaannya.


"Bahkan di antara para sahabat Nabi pun tak ada yang pernah disematkan marganya. Ali tidak pernah disebut Al-Hasyimi, Abu Bakar tidak pernah disebut Al-Taim, Utsman, Umar tidak pernah disebut Al-Adi. Tapi disebut sebagai Ash-Shiddiq, Al-Faruq, karamallahu wajhah," terangnya. 


Kiai Taufik juga menuturkan bahwa hendaknya pengurus NU perlu meluruskan pemahaman keagamaan di masyarakat sehingga masyarakat tidak keliru dalam memahami ajaran agama. 


"Islam ini agama yang luar biasa, jangan dikotori dengan doktrin dan dogma yang tidak ada ajarannya di dalam Islam," ucapnya. 


Selain itu, Kiai Taufik juga menyebutkan NU mempunyai tanggung jawab keagamaan dan tanggung jawab kebangsaan. Ia mendorong pengurus NU dapat meluruskan pemahaman keaswajaan kepada masyarakat dengan mengubah gaya dakwah sehingga bisa mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat Kota. 


"Kita mengubah gaya kita supaya orang itu tertarik kepada Nahdlatul Ulama. Jadi para ustadz bisa menyediakan jawaban-jawaban yang mereka itu (masyarakat) punya pertanyaan-pertanyaan sebelumnya.Mulai hari ini pengajian kita harus ada sesi tanya jawab, ada konsultasi hukum," tandasnya.


Penulis: Khoirul Rizky At-Tamami
Editor: Haekal Attar
Â