Mahasiswi Asing Asal Thailand Selesaikan Studi S1 di Unusia 

Jakarta, NU Online Jakarta 

Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta asal Thailand Selatan, Pattani Naaserah Ma'sum berhasil menyelesaikan studi strata satu (S1) Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui jalur beasiswa untuk mahasiswa Thailand di Indonesia.

"Sebenernya, awalnya saya tidak mau berkuliah di Jakarta karena jauh, tapi disini ada beasiswa buat anak Thailand, terus buat mencari pengalamannya juga, kita juga belajar selama kuliah di pondok dengan mengaji kitab sehingga mendapatkan pengalamannya dari situ juga," ungkapnya saat diwawancarai NU Online Jakarta di Gedung Sasono Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (15/3/2023) siang.

Walau sempat terkendala bahasa sehingga kesulitan memahami pelajaran perkuliahan, Naseerah bisa melewatinya sampai semester tiga masalah tersebut perlahan menghilang. 

"Pertama kuliah, tidak mau kuliah sebenernya karena bicaranya susah saat semester satu sampai semester dua. Jadi semester dua itu tidak betah, semester tiga udah mulai betah karena sudah bisa belajar bahasa Indonesianya," katanya. 

Naseerah menerangkan bahwa bahasa Thailand Selatan khususnya, di Pattani sendiri hampir menyerupai denga bahasa Indonesia karena sama-sama bahasa Melayu, akan tetapi bahasa Indonesia dinilai lebih ilmiah sehingga dalam mempelajarinya menjadi lebih mudah. 

"Karena di Thailand sendiri tidak begitu jauh bahasanya soalnya kita di Pattani. Jadi tidak beda jauh juga dengan Malaysia, kalo di sini (Indonesia) bahasanya agak ke ilmiah gitu," jelasnya. 

Setelah lulus ini, Naseerah berencana untuk meneruskan dunia profesionalnya yaitu sebagai guru. 

"Setelah lulus saya ingin mengajar, mengambil pelajaran pendidikan agama Islam dari Indonesia ke Thailand untuk memanfaatkan ilmu disana," jelasnya. 

Terkait NU, Naseerah mengaku bahwa tradisi Islam yang ada di Indonesia seperti tahlilan, maulidan dan shalawatan sudah mulai banyak di praktikkan di Pattani. 

"Satu lagi, shalawat nariyah itu sudah banyak dipakai di sana, anak-anaknya sudah banyak yang hafal," pungkasnya.

Pewarta: Haekal Attar
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami