• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 26 April 2024

Jakarta Raya

MWCNU Kemayoran Bentuk Delapan Anak Ranting dan Ngaji Kitab Mbah Hasyim

MWCNU Kemayoran Bentuk Delapan Anak Ranting dan Ngaji Kitab Mbah Hasyim
Foto bersama setelah Lailatul Ijtima di MWCNU Kemayoran. Foto: NU Online Jakarta/Farhan
Foto bersama setelah Lailatul Ijtima di MWCNU Kemayoran. Foto: NU Online Jakarta/Farhan

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

 

Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kemayoran Kota Jakarta Pusat menggelar Lailatul Ijtima sekaligus Pembentukan Anak Ranting di Masjid Asy-Syahadah Harapan Mulia, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (7/6/2022).


Sekretaris MWCNU Kemayoran Ustadz H Jamaludin mengungkapkan rasa syukur karena kegiatan Lailatul Ijtima di Kemayoran selalu diadakan setiap bulan dan diiringi dengan pembentukan anak ranting. 


“Jumlah RW (rukun warga) di Kemayoran menurut data statistik ada 48 dan pengurus anak ranting NU yang sudah dibentuk ada delapan. Sisanya akan kita laksanakan di bulan-bulan selanjutnya,” ungkap Ustadz Jamaludin.


Ngaji kitab Mbah Hasyim 


Pada kesempatan Lailatul Ijtima dan pembentukan anak ranting itu, MWCNU Kemayoran juga menggelar pengajian Kitab Ahlussunnah wal Jamaah karya Pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Menurutnya, kitab ini sangat bagus untuk dikaji dan menjadi rujukan pemahaman bagi organisasi NU. 


“Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah sendiri adalah ideologi NU. Sebagai pengurus dan warga yang cinta terhadap NU sangat diwajibakan mengaji kitab ini,” ungkap Ustadz Jamaludin.


Apresiasi dari PCNU Jakpus

 
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Pusat Gus Syaifuddin memberikan apresiasi atas terselenggaranya berbagai kegiatan di MWCNU Kemayoran. Ia berharap, kegiatan-kegiatan itu bisa menjadi contoh bagi pengurus MWCNU se-Jakarta Pusat.


“Dari delapan MWCNU se-Jakarta Pusat, baru NU Kemayoran yang melaksanakan dan membentuk pengurus anak ranting. Mewakili pengurus PCNU saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada pengurus MWCNU Kemayoran,” ungkapnya.

 
Gus Syaifuddin kemudian melanjutkan pengajian kitab Ahlussunnah wal Jamaah karya KH Hasyim Asy’ari. Ia menuturkan bahwa pengajian kitab Mbah Hasyim itu akan menambah pengetahuan tentang ideologi yang dianut organisasi terbesar di Indonesia ini. 


Ia menjelaskan, Ahlussunnah wal Jamaah adalah sebuah ideologi yang secara akidah mengikuti Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi. Akidah ini yang menentang paham Khawarij dan Jabariyah yang cenderung tekstual dan paham yang cenderung liberal seperti Qadariyah dan Muktazilah. 
 

“Dalam kajian fikih, Ahlussunnah wal Jamaah mengikuti paham Sunni yaitu merujuk pada fikih empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali). Dalam bidang tasawuf, NU mengikuti Imam Al-Junaidi Al-Bagdadi dan Imam Al-Ghazali At-Thusi,” katanya.


Lebih lanjut, Gus Syaifuddin berharap semua pengurus bisa menjadikan Aswaja sebagai metode atau landasan berpikir dan bertindak dalam menjalankan kegiatan NU di daerahnya masing-masing. Baik dalam hal amaliah (perilaku), fikrah (pemikiran), maupun harakah (gerakan).

 
Sebagai informasi, pada acara Lailatul Ijtima itu hadir pula Rais Syuriyah MWCNU KH Moh Toyib, Wakil Ketua MWCNU Kemayoran Ustadz Ahamd Soleh, serta ketua ranting dan badan otonom NU se-Kemayoran.


Pewarta: Farhan Maksudi
Editor: Aru Elgete
 


Editor:

Jakarta Raya Terbaru