NU Online Jakarta Gelar Pelatihan MC Profesional, Tekankan Kuasai Teknik Panggung
Senin, 28 Juli 2025 | 10:00 WIB

praktisi MC dan anggota Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia (HIPAPI) M Lutfi Azizi saat menyampaikan materi. (Foto: NU Online Jakarta/Ambar)
Ahmad Thursina Roja
Kontributor
Jakarta Timur, NU Online Jakarta
NU Online Jakarta menggelar Kelas Pelatihan Master of Ceremony (MC) bagi para calon pembawa acara profesional di Gedung PWNU DKI Jakarta, Matraman, Jakarta Timur, pada Ahad (27/7/2025). Kegiatan ini menghadirkan praktisi MC dan anggota Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia (HIPAPI) M Lutfi Azizi sebagai pemateri.
Lutfi menekankan bahwa kemampuan berbicara di depan publik berbeda dengan sekadar berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, tidak semua orang yang bisa berbicara mampu membuat audiens mendengarkan dalam waktu bersamaan.
"Semua orang bisa berbicara, akan tetapi tidak semua orang bisa didengarkan dalam satu waktu yang bersamaan. Public speaking adalah ilmu atau seni yang bisa membawa kita untuk bisa berbicara dan didengarkan," ujarnya.
Salah satu materi utama yang dibahas adalah cara mengatasi masalah yang paling sering dihadapi oleh para pembawa acara pemula, yaitu rasa gugup, khawatir, dan takut. Lutfi menjelaskan bahwa semua perasaan tersebut hanya ada di dalam pikiran.
"Itu semua cuma ada di dalam pikiran kita, itu mindset saja," tegasnya.
Pemateri membagikan tips praktis berdasarkan pengalamannya, yaitu untuk selalu berani mengambil kesempatan yang datang. Lutfi menyarankan peserta untuk menjawab "bisa" ketika ditawari menjadi MC.
"Kalau ada kesempatan ditawarin mbak, mas, bisa nge-MC gak? Jawab saja, 'Bisa!'. Urusan nanti panik atau bikin skripnya gimana, itu urusan belakang," pesannya.
Lutfi juga memaparkan secara rinci mengenai struktur dan etika yang harus dikuasai oleh seorang MC profesional. Beberapa poin penting yang disampaikannya meliputi:
Pertama, Tahap Persiapan
Seorang MC wajib mengenali jenis acara (formal, semi-formal, atau informal), mengetahui siapa saja tamu penting yang akan hadir, dan menyiapkan naskah atau skrip untuk mengantisipasi rasa gugup.
Kedua, Penyebutan Tamu
Terdapat hierarki dalam penyebutan tamu. Sapaan "Yang terhormat" digunakan untuk pejabat atau tamu dengan jabatan tertinggi, sementara "Yang kami hormati" digunakan untuk tamu lainnya.
Ketiga, Transisi Antar Segmen
MC harus mampu menghubungkan satu bagian acara ke bagian lainnya secara mulus dan menjaga dinamika suasana agar tidak membosankan.
Keempat, Manajemen Insiden
Seorang MC profesional harus selalu siap dengan improvisasi yang terukur jika terjadi hal-hal tak terduga, seperti pemateri yang datang terlambat.
Kelima, Peran Formal dan Informal
Teknik vokal dan postur tubuh harus disesuaikan dengan jenis acara. Acara formal menuntut suara yang rendah, bulat, dan tegas, serta postur yang tegap. Sementara acara informal memungkinkan gaya yang lebih santai dan interaktif.
Terpopuler
1
GP Ansor Jakut dan STAI PTDII Teken MoU Beasiswa S1 bagi Ansor-Banser
2
Belajar dari Peristiwa Pati, Ketua PWNU Jakarta Sampaikan Pesan untuk Kepala Daerah
3
LBH Sarbumusi Desak Usut Pengamanan Represif di Pati dan Gas Air Mata Kedaluwarsa
4
Dampak Negatif Tawuran dalam Pandangan Islam
5
Pembibitan Calon Da’i Muda Jakarta Cetak Agen Moderasi Beragama
6
Mengenal Tradisi Rebo Wekasan dan Amalan yang Dianjurkan
Terkini
Lihat Semua