• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 25 April 2024

Jakarta Raya

PCNU Jakarta Utara Ngaji Kitab At-Tibyan Karya KH Hasyim Asyari

PCNU Jakarta Utara Ngaji Kitab At-Tibyan Karya KH Hasyim Asyari
Kiai Mukhlis Fadhil didapuk menjadi pemateri pengajian Kitab At-Tibyan karya KH Hasyim Asyari tersebut sebagai badal Rais Syuriyah PCNU Jakut KH Nasihin Zen yang berhalangan hadir.
Kiai Mukhlis Fadhil didapuk menjadi pemateri pengajian Kitab At-Tibyan karya KH Hasyim Asyari tersebut sebagai badal Rais Syuriyah PCNU Jakut KH Nasihin Zen yang berhalangan hadir.

Jakarta Utara, NU Online Jakarta

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Jakarta Utara mengadakan pengajian kitab At-Tibyan karya KH Hasyim Asyari di kantor Sekretariat PCNU Jakarta Utara, Kramat Jaya, Koja, Jakarta Utara, Selasa (31/5/2022) malam.


Tampak hadir dalam pengajian kitab kuning tersebut Wakil Rais Syuriyah PCNU Jakut KH Mukhlis Fadhil, Katib Syuriyah PCNU Jakut KH Bahroni, KH Miftah, KH Muslim Arifin, KH Yahya At-Tamimi, pengurus MWCNU, Ranting NU, Anak Ranting NU, perwakilan badan otonom, dan warga NU se-Jakarta Utara lainnya. 


Kiai Bahroni dalam sambutannya mengatakan program pengajian kitab kuning ini merupakan amanah dari pengurus PWNU DKI Jakarta.


“Amanah dari pimpinan NU di DKI Jakarta tersebut wajib kita laksanakan sebagai wadah untuk menuntut ilmu dan ajang silaturahmi antarpengurus NU dari tingkat pengurus cabang sampai pengurus anak ranting se-Jakarta Utara,” kata Kiai Bahroni.


Kiai Mukhlis Fadhil didapuk menjadi pemateri pengajian Kitab At-Tibyan karya KH Hasyim Asyari tersebut sebagai badal Rais Syuriyah PCNU Jakut KH Nasihin Zen yang berhalangan hadir.


Kiai Mukhlis mengatakan, kita akan mengaji bersama kitab pada malam ini, yaitu Kitab At-Tibyan karya KH Hasyim Asyari. Kitab ini berisi tentang pentingnya silaturahmi dan bagusnya mempererat pergaulan dengan para kerabat.


“Isi dari kitab ini sangat cocok untuk kita yang hidup di perkotaan. Mempererat hubungan persaudaraan itu sangat penting. Jangan sampai punya hubungan saudara tapi kaya orang lain, dan hubungan dengan orang lain tapi rasanya kaya saudara. Apalagi kalau ada pemilu, ada saja masalahnya, sehingga hubungan silaturahmi menjadi renggang,” kata Kiai Mukhlis.


Kiai Mukhlis menambahkan, sebagai orang yang beriman mari kita jaga hubungan silaturahmi di antara kita dan jangan sampai terpecah-belah. Tugas kita bersama itu ialah menciptakan kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat.


“Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, mari kita tiru teladan beliau yang selalu menjadi juru perdamaian dunia waktu itu. Kita mulai menjadi juru perdamaian di tengah keluarga dan diteruskan ke masyarakat luas,” jelas Kiai Mukhlis.


Kontributor: Farhan Maksudi

Editor: Alhafiz Kurniawan


Jakarta Raya Terbaru