Pergunu dan Muslimat NU Laksanakan Sosialisasi Transisi PAUD ke SD atau MI
Senin, 30 September 2024 | 09:00 WIB

Pergunu dan PP Muslimat NU melaksanakan Sosialisasi Transisi PAUD ke Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menyenangkan melalui Zoom Online pada Sabtu (28/9/2024).
Erik Alga Lesmana
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan PP Muslimat NU melaksanakan Sosialisasi Transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menyenangkan melalui Zoom Online pada Sabtu (28/9/2024).
Penelaah Teknis Kebijakan Direktorat SD Tim PDM09 Transisi PAUD SD Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudresitek) RI Devi Rahmawati mengatakan bahwa bagi anak pembelajaran menyenangkan hanya ada di PAUD. Sementara pembelajaran di awal bangku SD sangat menakutkan dikarenakan proses pembelajaran belum memihak kepada anak.
“Masih terdapat miskonspesi pemahaman bahwa pembelajaran di PAUD dan di SD kelas awal sangat berbeda nggak ada transisi menyenangkan untuk anak dari PAUD ke SD kelas awal. Itu yang masih terjadi,” kata Devi saat mengisi pada kegiatan tersebut.
Devi menjelaskan bahwa miskonsepsi itu terjadi seperti anak yang belum bisa baca, tulis, dan menghitung (calistung) tidak bisa mengikuti pembelajaran. Menurutnya, pembelajaran literasi dan numerasi hanya berfokus pada kemampuan calistung semata termasuk miskonsepsi.
“Pembelajaran tetap dapat dilakukan meski anak belum bisa calistung, karena calistung bukan kemampuan satu-satunya yang harus dibangun. Terdapat kemampuan fondasi lain yang juga penting,” tegas Devi.
“Kemampuan literasi dan numerasi bukan hanya calistung. Kemampuan tersebut perlu dibangun secara bertahap dan menyenangkan,” lanjut Devi.
Sementara itu, Sekretrais Umum PP Pergunu Aris Adi Leksono mengatakan bahwa transisi PAUD ke SD atau MI selaras dengan kerja perlindungan anak. Maka pada kesempatan tersebut, kata Aris, dalam membangun perlindungan anak di lingkungan pendidikan yang ramah anak sangat penting.
“Pada sekarang ini sering mendengar peristiwa kekerasan dan perundungan di satuan pendidikan. Untuk itu, perlu menghadirkan lingkungan ramah anak, yang perlu menjadi prioritas kita adalah anti kekerasan,” ujar Aris saat mengisi materi pada kegiatan tersebut.
Aris menjelaskan bahwa untuk membangun lingkungan pendidikan yang menyenangkan akan melibatkan guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya. Menurutnya, apabila tenaga kependidikan tidak memahami transisi yang menyenangkan, maka akan terjadi hambatan untuk mewujudkan itu.
“Menyenangkan ini juga harus berhubungan dengan aktivitas anak di lingkungan satuan pendidikan PAUD itu sendiri. Dan tentu juga menyenangkan ini berhubungan dengan bagaimana proses yang di dalamnya ada guru, di dalamnya ada kepala satuan pendidikannya, di dalamnya ada tenanga kependidikannya dan seterusnya,” jelas Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.
“Kalo aktor-aktor ini (tenaga kependidikan) tidak memahami terhadap transisi ini, maka situasi menyenangkannya juga akan banyak hambatan, belum bisa terwujud kearah lebih baik,” tutup Aris.
Hadir pada kegiatan tersebut sebagai narasumber dari Penelaah Tekhnis Kebijakan Direktorat SD tim PDM09 Transisi PAUD SD Kemendikbudristek RI Devi Rahmawati dan Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan PP Muslimat NU Prof Dr Yaniah Wardani. Kemudian hadir Wakil Ketua Umum PP Pergunu Achmad Zuhri, Ketua PP Pergunu HM Faozin dan para anggota Pergunu dan Muslimat NU.
Terpopuler
1
Mencicipi Makanan Saat Berpuasa, Bolehkah?
2
Siapkan Generasi untuk Lingkungan Maslahat dengan Pesantren Kilat
3
Apakah Mencium Pasangan Dapat Membatalkan Puasa?
4
Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Al-Qur'an
5
Dosen Gugat UU Partai Politik ke MK, Minta Batasan Masa Jabatan Ketum
6
Suluk Ramadhan: Perubahan untuk Mendekatkan Diri kepada Allah
Terkini
Lihat Semua