RMINU Jakarta Ungkap Kunci Sukses Anak Betah di Pesantren
Ahad, 20 Oktober 2024 | 17:00 WIB
Rizqi Fadillah
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) atau Asosiasi Pesantren NU DKI Jakarta KH Rakhmad Zailani Kiki mengungkapkan kunci sukses bagi orang tua supaya anak betah di pesantren. Ia menekankan orang tua mempunyai peran penting dalam pengasuhan anak di pesantren.
“Jadi, juknis Dirjen Pendidikan Islam tentang pesantren ramah anak, memuat bahwa orang tua berperan sebagai bagian dari pengasuh anaknya di pesantren,” ujarnya kepada NU Online Jakarta, Ahad (20/10/2024).
Kiai Kiki juga menyoroti bagaimana tips supaya anak betah di pesantren, terlebih jika memang orang tua sudah menumbuhkan kemauan dalam diri anaknya.
“Anaknya mau sendiri untuk masuk pesantren, bukan karena paksaan orang tua dan anaknya memiliki mental untuk hidup bersama orang lain yang sebaya dengannya selama 24 jam dikali sekian tahun,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa tidak semua anak harus masuk pesantren. Orangtua tidak perlu memaksakan dan membiarkan anak untuk memilih ketika merasa tidak betah di pesantren.
“Kalau tidak betah dalam pesantren jangan dipaksakan tinggal terus, ya, biarkan anak itu untuk memilih. Caranya ya tidak harus dikeluarkan, misal anaknya menjadi santri kalong saja, jadi tidak mukim. Si anak hanya datang pada jam-jam tertentu untuk ngaji. Tetep dia jadi santri cuman santri yang tidak mukim, ngajinya tetep di pesantren,” kata Kiai Kiki.
Kiai Kiki juga menjelaskan bahwa hari ini pesantren tidak hanya khusus untuk pendalaman ilmu-ilmu keislaman, namun ada pesantren yang memiliki kekhasan misalnya pesantren agrobisnis dan pesantren IT.
“Anaknya minatnya ke mana nih, jadi tanyakan sendiri, mau jadi santri yang mana yang dia minati. Jadi kalau anak udah seneng, itu jadi salah satu kunci keberhasilan anak betah di pesantren,” ucapnya.
Selanjutnya, Kiai Kiki juga meminta orang tua agar tidak takut jika sudah memiliki referensi tentang pesantren mana yang ramah anak.
“Gak usah takut ya, kalau misalnya orang tua itu sudah punya informasi tentang pesantren mana yang memang menjadi pesantren yang ramah bagi anak, pesantren yang tidak punya masalah terhadap santrinya, pesantren yang memberikan perlindungan kepada santrinya. Itu kan bisa dicek dari rekam jejak sekarang,” paparnya.
Kemudian Ia juga menjelaskan bahwa orang tua bisa menanyakan kepada masyarakat sekitar bagaimana perilaku kiainya, pengasuhnya, dan pengajarnya ketika memilih pesantren.
Untuk itu, ia menyarankan para otang tua untuk lebih banyak menggali informasi tentang profil pesantren yang aman dan baik untuk anak.
“Pesantren yang benar itu menjadi subkultur berada di lingkungan masyarakatnya,” pungkas Kiai Kiki.
Terpopuler
1
Bahas Isu Kekinian, PCNU Jakbar Inisiasi Bahtsul Masail di Masjid Mardhotillah
2
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
3
Pagar Nusa Tampil Meriahkan Harlah Ke-77 IPSI
4
PWNU Jakarta Tegaskan Pengabdian NU Harus Bersifat Inklusif
5
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
PWNU Jakarta Apresiasi Larangan Ondel-ondel untuk Mengamen
Terkini
Lihat Semua