Gaya Hidup

Pentingnya Kesehatan Mental untuk Anak di Bawah Umur

Senin, 4 November 2024 | 10:30 WIB

Pentingnya Kesehatan Mental untuk Anak di Bawah Umur

Ilustrasi seorang anak. (Foto: Freepik).

Jakarta, NU Online Jakarta

 

Kesehatan mental pada anak ini dipengaruhi oleh pola asuh keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Menjaga kesehatan mental anak di bawah umur penting dilakukan, sebab menjadi salah satu investasi dalam membentuk generasi penerus bangsa yang baik.

 

Mengutip laman WHO, kondisi kesehatan mental, seperti depresi, gangguan perilaku hingga epilepsi pada anak-anak merupakan penyebab utama gangugan mental pada anak muda. Tercatat sekitar 8 persen anak-anak dan 15 persen remaja di dunia mengalami gangguan kesehatan mental. Mirisnya, mayoritas penderita tidak mencari bantuan atau menerima perawatan untuk mengatasi gangguan tersebut.

 

Kesehatan mental sendiri merupakan kondisi individu yang memiliki kesejahteraan dengan menyadari potensi sendiri, mempunyai kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup, dan mampu bekerja secara produktif.

 

Mengutip Jurnal Program Studi PGRA, ada beberapa faktor yang dapat melindungi anak dari gangguan kesehatan mental. Beberapa faktor tersebut antara lain kecerdasan emosi, tingga di lingkungan rumah yang stabil, dicintai dan merasa aman,serta orang tua yang baik.

 

Sementara itu, kondisi gangguan kesehatan mental pada anak kerap didefinisikan sebagai keterlambatan dalam berpikir, perilaku hingga pengendalian emosi. Melansir laman mayoclinic, ada beberapa gangguan kesehatan mental pada anak, di antaranya:

 

Pertama, gangguan kecemasan. Gangguan ini ditandai dengan adanya rasa takut berlebih yang sulit dikendalikan. Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan anak dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bermain, dan sekolah.

 

Kedua, gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Kebanyakan anak dengan ADHD lebih sulit dalam memperhatikan, bertindak sesuai dorongan hati, dan hiperaktivitas dibanding dengan kebanyakan anak seusianya.

 

Ketiga, gangguan Autism Spectrum Disorder (ASD). Ini kondisi neurologis yang muncul pada anak usia dini, umumnya sebelum usia tiga tahun. Anak-anak dengan gangguan ini mengalami kesulitan berbicara dan menjadi komunikasi dengan orang lain.

 

Keempat, gangguan makan. Kondisi seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebih ini bisa mengakibatkan ketidakmampuan anak untuk bertindak secara emosional dan sosial. Lebih parahnya, dapat menyebabkan komplikasi fisik yang mengancam jiwa.

 

Kelima, depresi dan gangguan suasana hati. Depresi merupakan perasaan sedih berkepanjangan yang memengaruhi suasana hati menjadi mudah tersinggung. Anak akan kehilangan minat dalam beraktivitas serta menghalanginya untuk berprestasi.

 

Keenam, gangguan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Ini merupakan gangguan emosional jangka panjang, seperti kekhawatiran, mimpi buruk, kenangan menakutkan yang terjadi sebagai respons terhadap kekerasan, pelecehan, atau trauma lain yang dialami anak.

 

Ketujuh, skizofrenia. Gangguan persepsi dan pikiran ini menyebabkan seseorang kehilangan kontak dengan dunia nyata atau yang disebut psikosis. Penderitanya seolah melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada yang disebut halusinasi.

 

Tanda-tanda peringatan gangguan pada anak dapat dilihat apabila mereka mengalami beberapa kondisi, seperti sedih berkepanjangan selama dua minggu atau leih, adanya perubahan dalam bersosialisasi, menyakiti diri sendiri, berbicara soal kematian, mudah marah hingga sulit tidur.

 

Ketika anak mengalami tanda-tanda tersebut, segera temui dokter spesialis, seperti psikiater, psikolog, ataupun profesional pekerja sosial klinis untuk membantu penyembuhan gangguan mental yang anak derita.