• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 18 April 2024

Nasional

Gus Faiz: NU Jadi Tempat Curhat Masyarakat Hadapi Persoalan Hidup 

Gus Faiz: NU Jadi Tempat Curhat Masyarakat Hadapi Persoalan Hidup 
Katib Syuriyah PBNU KH Faiz Syukron Makmun dalam Halaqah Fiqih Peradaban di Al-Wathoniyah Pusat, Jakarta Timur, pada Senin (26/12/2022).(Foto: NU Online Jakarta/Haekal)
Katib Syuriyah PBNU KH Faiz Syukron Makmun dalam Halaqah Fiqih Peradaban di Al-Wathoniyah Pusat, Jakarta Timur, pada Senin (26/12/2022).(Foto: NU Online Jakarta/Haekal)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta

Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Faiz Syukron Makmun menjelaskan bahwa NU memiliki kedekatan dengan masyarakat karena selalu merespons setiap permasalahan yang ada pada masyarakat. 


Misalnya, kata Gus Faiz, NU kerap menjadi tempat cerita atau curahan hati (curhat) masyarakat yang mengeluhkan berbagai permasalahan atau persoalan hidup sehari-hari. Di antara problem yang menjangkiti masyarakat adalah seputar perekomian atau segala hal yang berhubungan dengan manusia, peribadahan, dan lingkungan. 


"NU selalu merespons masyarakat. Melalui para pengurus yang ada, mulai dari pengurus wilayah (PW), pengurus cabang (PC), majelis wakil cabang (MWC) yang ada di kecamatan hingga bagian terbawah pengurus ranting (PR) hingga pengurus anak ranting (PAR). Dari dulu NU sudah responsif terhadap permasalahan yang ada pada masyarakat," ungkap Gus Faiz Hal dalam Halaqah Fiqih Peradaban di Al-Wathoniyah Pusat, Klender, Cakung, Jakarta Timur, pada Senin (26/12/2022).


Wakil Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta ini mengingatkan para pengurus NU agar semangat untuk responsif terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat melalui lailatul ijtima' dan acara-acara sederhana seperti silaturahim dengan masyarakat selalu terjaga. 


Lebih jauh, Gus Faiz menjelaskan contoh permasalahan kontemporer yang menghampiri masyarakat. Salah satunya adalah penggunaan uang elektronik (e-money). Masalahnya, kalau e-money itu hilang maka tidak akan yang bisa bertanggung jawab.  


"Maka inilah yang harus dibahas karena sistem yang dibangun oleh kapitalis adalah untung sebanyak-banyaknya dengan modal yang sedikit," kata Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman Jakarta Selatan itu.


Belum lagi masalah ekonomi yang membuat banyak masyarakat terjerat pinjaman online atau pinjol. Gus Faiz mengaku pernah menemui seseorang yang pernah berutang di pinjol dengan nominal sekitar Rp3 juta, lalu belum dibayarkan selama dua tahun sehingga utangnya menjadi Rp50 juta.


"Pinjol itu bagian dari terorisme ekonomi, ini yang perlu dibahas lebih mendalam oleh NU," tegasnya.


Pewarta: Haekal Attar
Editor: Aru Elgete


Editor:

Nasional Terbaru