Nasional

Ketum PBNU Ingin NU Jadi Rumah Besar bagi Semua Umat Islam Tanpa Terkotak Kepentingan Politik

Jumat, 7 Februari 2025 | 10:00 WIB

Ketum PBNU Ingin NU Jadi Rumah Besar bagi Semua Umat Islam Tanpa Terkotak Kepentingan Politik

Ketum PBNU Gus Yahya C Staquf saat pidato dalam acara penutupan Munas-Konbes NU di Hotel Sultan, Jakarta, pada Kamis (6/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online Jakarta

Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) resmi ditutup pada Kamis (6/2/2025) malam, di Hotel Sultan, Jakarta.


Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam pidato penutupannya menegaskan bahwa NU siap menghadapi tantangan baru dengan mengedepankan sistem tata kelola (governing system) yang lebih solid serta peran yang lebih strategis dalam masyarakat dan negara.


Ia menekankan bahwa hasil Munas-Konbes 2025 ini harus segera diimplementasikan demi penguatan organisasi dan pelayanan optimal kepada umat.


“Kita telah melalui pembahasan yang mendalam dan menghasilkan sejumlah keputusan penting. Sekarang saatnya kita bergerak bersama, menata kembali tata kelola NU agar lebih profesional dan efektif. Ini bukan pekerjaan ringan, tapi NU harus terus beradaptasi dengan dinamika zaman agar tetap relevan dan membawa manfaat bagi umat,” ujar Gus Yahya dikutip dari NU Online.


Gus Yahya menegaskan bahwa NU berkomitmen untuk menjaga independensi dan tidak terlibat dalam politik praktis. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU harus tetap berada di tengah, menjadi jembatan yang mengayomi semua pihak serta memberikan solusi bagi berbagai permasalahan kebangsaan.


“Kami ingin NU menjadi rumah besar bagi semua umat Islam, tanpa terkotak-kotak oleh kepentingan politik tertentu. Reposisi NU sebagai penjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan harus terus diperkuat,” tambahnya.

 

Baca selengkapnya di sini