Polemik Kebijakan Gas LPG 3 Kg, Ketua PWNU Jakarta Minta Pemerintah Permudah Masyarakat
Kamis, 6 Februari 2025 | 13:00 WIB

Masyarakat Kelurahan Poris Plawad, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang rela antre berjam-jam demi mendapatkan Gas LPG 3 Kg, pada Selasa (4/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
M Shofiyullah Al-Lu'lu'iy
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Sejak 1 Februari 2025, pemerintah melarang warung eceran menjual gas LPG 3 Kg atau gas melon, kini kebijakan tersebut berubah. Pemerintah kembali memberikan izin kepada pedagang eceran untuk menjual gas LPG 3 Kg.Â
Terkait hal itu Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma'arif merespon polemik kebijakan pembelian gas LPG 3 Kg tersebut. Ia meminta pemerintah dapat mengupayakan kebijakan yang dapat mempermudah masyarakat.Â
"Ambil keputusan yang pro rakyat, yang dapat memudahkan masyarakat, jangan berbelit-belit. Yang penting masyarakat di mudahkan, itu saja. Merupakan kebanggan tersendiri bagi masyarakat," ujar Kiai Samsul kepada NU Online Jakarta, pada Rabu (5/2/2025).
Menurut Kiai Samsul, gas LPG merupakan kebutuhan pokok yang sama halnya dengan makanan. Ia mengumpamakan bahwa antara makan dan LPG itu seperti wudu dan salat.
Dalam kaitannya antara LPG dan Wudlu, Kiai Samsul mengutip sebuah kaidah fiqih yang berbunyi "Ma la yatimmul wajibu illla bihi fahuwa" wajib bahwa segala sesuatu yang tidak akan sempurna kecuali dengan melakukan sesuatu tersebut maka sesuatu itu hukumnya menjadi wajib.
"Makan itu kan pokok enggak bisa ditunda. Maka alat yang digunakan untuk mendapatkan makanan antara lain LPG bagi masyarakat perkotaan itu sebagai sebuah kewajiban," kata Kiai Samsul.
Ia juga mengatakan bahwa kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti energi, air dan gas merupakan tanggungjawab pemerintah. Oleh sebab itu, ia menyarankan pemerintah harus secepatnya mengatasi persoalan yang menjadi kebutuhan masyarakat.
"Ini kan prioritas utama pemerintah. Maka sesuatu yang terkait dengan pangan, energi dan air itu memang kewajiban pemerintah untuk mengatur jalannya mekanisme," tuturnya.
Sebelumnya, NU Online Jakarta mendatangi sejumlah konsumen LPG 3 Kg di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Beberapa pedagang kaki lima yang ditemui mengaku jika sudah seminggu gas LPG 3 Kg itu langka.
"Sudah beberapa hari ini mas saya susah mas cari warung yang jualan gas. Biasanya untuk jualan saya habis dua tabung gas mas. Sekarang aja untung dapat satu mas, jadi kalau dapatnya satu terpaksa saya harus nutup lebih cepat mas," ujar Agus, seorang pedagang mie ayam di Jalan Pisangan Lama 3, saat ditemui pada (5/2/2025).
Kelangkaan gas LPG ini juga dirasakan Alam, seorang penjual piscok meler di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. "Saya beli gas ini ke daerah Bekasi mas, karena disini susah nyarinya. Saya pesan dulu ke saudara saya buat beliin gas disana. Nanti habis pulang jualan saya ambil gas itu untuk jualan hari besoknya," katanya.
Â
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ramadhan Bulan Al-Qur'an
2
Kemasukan Air Ketika Mandi atau Wudhu saat Puasa, Batalkah?
3
Hadiri Pesantren Kilat di Jakarta Timur, Bang NU Ditodong Pantun
4
Pernikahan Dini Jadi Akar Penyebab KDRT
5
Suluk Ramadhan: Bahaya Riya' Dapat Rusak Amal Ibadah
6
Hukum Menggunakan Softlens Ketika Berpuasa
Terkini
Lihat Semua