• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

LAZISNU Gunakan Besek Bambu sebagai Wadah Daging Kurban

LAZISNU Gunakan Besek Bambu sebagai Wadah Daging Kurban
Petugas LAZISNU PBNU saat memasukan daging kedalam besek bambu. (Foto: NU Online Jakarta/Aru Elgete).
Petugas LAZISNU PBNU saat memasukan daging kedalam besek bambu. (Foto: NU Online Jakarta/Aru Elgete).

Jakarta Timur, NU Online Jakarta


Dalam pemotongan hewan kurban di Idul Adha 1444 H ini, Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggunakan kemasan ramah lingkungan yang terbuat dari anyaman bambu (besek bambu).


Besek bambu tersebut disediakan sebanyak 500 buah sebagai wadah untuk hasil sembelihan satu ekor sapi limousin milik Presiden Joko Widodo di Rumah Potong Perumda Dharma Jaya, Perumda Dharma Jaya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (29/6/2023) siang.


Sekretaris LAZISNU PBNU Moesafa mengatakan, penggunaan besek bambu tersebut tidak akan menimbulkan masalah baru karena mengurangi penggunaan plastik sebagai wadah distribusi daging kurban.


"Masalah berkepanjangan adalah sampah yang tidak mudah didaur ulang, salah satunya adalah plastik. Maka dari itu, kami menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, artinya mudah didapatkan oleh masyarakat, dikerjakan oleh masyarakat, dan dapat didaur ulang atau tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Maka kita menggunakan kemasan besek bambu, kalau orang Jawa bilang, besek," katanya kepada NU Online Jakarta setelah penyembelihan.


Selain ramah lingkungan, besek bambu ini menurut Moesafa akan mendongkrak perekonomian bagi perajin (pembuat) besek bambu tersebut.


"Insyaallah ini akan mendorong dan membantu proses pengembangan ekonomi masyarakat yang barangkali selama ini sudah mulai tergerus omzetnya oleh perkembangan teknologi yaitu penggunaan alat2 hasil teknologi baru yang kurang ramah lingkungan," terangnya.


Kurban kali ini sangat memperhatikan kebersihan tempat setelah penyembelihan hewan. Moesafa menerangkan, hal tersebut tertuang dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah di sampaikan ke seluruh jaringan LAZISNU PBNU tersebut.


"Untuk tata kelola pelaksanaan kurban, ini menjadi SOP yang kami sampaikan ke seluruh jaringan dan titik distribusi kami," katanya.


Selain menjaga higienitas hewan kurban, Moesafa menginginkan agar pelaksanaan kurban tersebut tidak menimbulkan persoalan baru terkait limbah bekas potong hewan yang tercecer kemana-mana. Hal itu dapat menimbulkan keresahan warga sekitar.


Sehingga, pemotongan hewan kurban tidak dilakukan di depan Kantor PBNU. Menurut Moesafa, hal itu sebagai bentuk perhatian kepada lingkungan sekitar PBNU agar tidak tercemar oleh limbah, sehingga pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH).


"Belajar dan mengevaluasi pelaksanaan sebelumnya yang itu dilakukan di tempat terbuka, kita evaluasi, dan pada tahun ini kita putuskan bahwa semua pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sampai dengan distribusi kita lakukan di RPH," katanya.


Menurut Moesafa, RPH yang ada di Jakarta telah memenuhi standar dalam hal pengelolaan limbah hewan kurban. Jika pemotongan hewan kurban dilakukan di perkampungan, kata Moesafa, drainase sebagai saluran limbah kurang mendukung.


"Untuk itu, tahun ini kita putuskan semua dilakukan di RPH, selesai dalam kondisi packing, baru kemudian kita distribusi ke titik-titik tujuan," pungkasnya.


Pewarta: Haekal Attar
Editor: Aru Elgete
 


Editor:

Nasional Terbaru