• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Putri Mbah Wahab: Media Jadi Senjata Perjuangan NU

Putri Mbah Wahab: Media Jadi Senjata Perjuangan NU
Momen putri pertama Mbah Wahab, Hj Machfudhoh Aly Ubaid (kedua dari kanan), bersama Tim Media NU Online Jakarta di kediamannya, di Tambakberas, Jombang, Senin (6/1/2023). (Foto: Istimewa)
Momen putri pertama Mbah Wahab, Hj Machfudhoh Aly Ubaid (kedua dari kanan), bersama Tim Media NU Online Jakarta di kediamannya, di Tambakberas, Jombang, Senin (6/1/2023). (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online Jakarta
Putri pertama KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab), Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid (Nyai Mahfudhoh), menyampaikan bahwa media merupakan ladang perjuangan yang jadi senjata bagi Nahdlatul Ulama (NU).

 

Hal tersebut disampaikannya saat silaturahim Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta di kediaman Nyai Machfudhoh di Tambakberas, Jombang, setelah sebelumnya rombongan tersebut melakukan ziarah ke makam Mbah Wahab yang letaknya tidak jauh dari sana.

 

"Dahulu, para pahlawan membawa senjata untuk melawan penjajah. Hari ini media adalah senjata bagi mereka yang bergelut di bidang pemberitaan, seperti NU Online," jelas Nyai Machfudhoh, Senin (6/1/2023).

 

Adapun terkait berita yang dimuat, Nyai Machfudhoh mengingatkan untuk diisi dengan konten kebaikan yang mampu membawa pada kesejukan bagi masyarakat luas.

 

Lebih dalam, Pengasuh Pondok Pesantren Putri al-Lathifiyah 1 Bahrul Ulum tersebut memberikan arahan agar dakwah Nahdliyin terus menyesuaikan perkembangan yang ada, mengingat usia NU yang akan memasuki abad keduanya.

 

“Mau tidak mau dengan kemajuan teknologi yang pesat, dunia digital khususnya social media harus diramaikan dengan narasi-narasi baik yang menyejukkan,” ungkapnya.

 

“Kita mengikuti perkembangan zaman dengan tetap memegang prinsip yang diajarkan para pendahulu dan guru-guru kita,” sambungnya.

 

Nyai Mahfudhoh menjelaskan terkait prinsip yang telah diajarkan oleh ulama terdahulu, di antaranya adalah sikap tawadhu’ (rendah hati) dan tawassuth (moderat). 

 

“Harus bersikap tawadhu dan tawassuth. Harus memuliakan para ulama, karena yang diajarkan kepada kita adalah para ulama merupakan pewaris para Nabi,” ujarnya.

 

Menurut Nyai Machfudhoh, apabila hal tersebut telah menjadi pegangan bagi setiap Nahdliyin, maka secara otomatis NU dapat menjadi barisan yang kokoh dan kuat.

 

“Bahkan bukan tidak mungkin, di masa-masa selanjutnya NU akan mencetak peradaban madani melalui kualitas optimal yang dimiliki oleh para Nahdliyin,” pungkasnya.

 

Kontributor: Isyatami Aulia
Editor: Herly Ramadhani


Nasional Terbaru