RMINU Jakarta Minta Pemerintah Prioritaskan Bantuan untuk Guru Ngaji di Lapisan Bawah
Selasa, 15 Juli 2025 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online Jakarta
Ketua Rabithah Ma’had Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) DKI Jakarta, KH Rakhmad Zailani Kiki meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memprioritaskan anggaran bantuan Rp 3,5 miliar per bulan untuk para guru ngaji di lapisan bawah.
Menurutnya, banyak guru ngaji di lapisan bawah selama ini berjuang di tengah keterbatasan ekonomi, terutama mereka yang berkhidmah di kampung-kampung, rusun, serta masjid-masjid kecil yang luput dari perhatian.
“Kalau benar ada anggaran per bulan untuk guru ngaji, saya sangat berbahagia. Tapi tolong tepat sasaran. Guru ngaji yang mengajar di hunian-hunian vertikal, di rusun, yang masjidnya kurang makmur, itulah yang harus jadi prioritas,” ujar Kiai Kiki kepada NU Online Jakarta, Selasa (15/7/2025).
Kiai Kiki mengatakan kesejahteraan guru ngaji di Jakarta sangat bergantung pada status sosial dan ketokohan masing-masing. Mereka yang mengajar kitab kuning di majelis-majelis besar atau memiliki posisi sebagai kiai atau muallim, biasanya mendapat penghargaan khusus dari jamaahnya.
“Kalau mualim-mualim yang punya ketokohan, itu penghasilannya lumayan. Tapi guru ngaji Iqro yang di masjid-masjid kecil, itu rata-rata cuma dapat Rp 350 ribu per bulan dari satu tempat ngaji. Itu pun kadang mengandalkan kas masjid atau infak jamaah,” katanya.
Kiai Kiki juga menyebutkan bahwa guru ngaji yang tinggal di permukiman padat maupun rusun-rusun Jakarta pada umumnyaMereka mengajar di lingkungan yang ekonominya lemah. Bahkan kata dia, mereka seringkali hanya menerima upah jauh di bawah kebutuhan hidup layak di Jakarta.
“Ada guru ngaji yang saya tugaskan ngajar di rusun Pademangan, rumahnya di Koja. Jarak jauh, bayaran sedikit. Karena memang kemampuan jamaahnya juga terbatas,” kata dia.
Kiai Kiki menyarankan, untuk memastikan bantuan itu tepat sasaran, pemerintah harus merujuk pada basis data yang tersedia di berbagai lembaga keagamaan.
Kiai Kiki menyampaikan bahwa RMINU Jakarta memiliki data guru ngaji melalui cabang-cabangnya, termasuk Lembaga Dakwah NU (LDNU), Dewan Masjid Indonesia (DMI), Kementerian Agama, hingga Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta.
“Data-data guru ngaji ini tersebar, tapi bisa disinkronkan. KODI, misalnya, punya ribuan alumni pendidikan dakwah yang kini menjadi guru ngaji. Itu semua bisa jadi rujukan,” jelas Kiai Kiki.
Oleh karena itu, Kiai Kiki berharap Pemprov DKI Jakarta dan instansi terkait bisa lebih memprioritaskan kelompok guru ngaji yang benar-benar membutuhkan dan selama ini berjuang di tengah keterbatasan ekonomi, terutama mereka yang berkhidmah di kampung-kampung, rusun, serta masjid-masjid kecil yang luput dari sorotan.
Kiai Kiki juga menyoroti soal program sertifikasi guru ngaji. Ia menekankan sertifikasi guru ngaji harus benar-benar diperuntukkan dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas para pengajar agama, bukan dijadikan syarat mutlak untuk menerima bantuan.
“Sertifikasi penting, tapi jangan jadi beban. Jangan sampai bantuan tidak turun hanya karena belum bersertifikat. Sertifikasi itu biarlah jadi syarat anjuran, bukan syarat mutlak,” pungkas dia.
Terpopuler
1
Ketua Majelis Alumni IPNU Jakarta Dorong Kolaborasi dalam Menghadapi Kota Global
2
Tak Hanya Sekolah Rakyat, Pemerintah Diminta Beri Perhatian Serius pada PKBM
3
Ketua PWNU Jakarta Sebut Orang yang Khidmah di NU Adalah Santri
4
PWNU Jakarta Selesaikan Program Sekolah Nahdliyin Pergerakan Kedua
5
MRT Jakarta Kaji Perluasan Rute hingga ke Tangsel
6
Jakarta Berpotensi Longsor pada Juli 2025, Warga Diminta Waspada
Terkini
Lihat Semua