• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Refleksi Akhir Tahun, Muslimat NU DKI Soroti Persoalan Bangsa yang Tak Terselesaikan

Refleksi Akhir Tahun, Muslimat NU DKI Soroti Persoalan Bangsa yang Tak Terselesaikan
Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Wahab Chasbullah (Foto: Istimewa)
Ketua PW Muslimat NU DKI Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Wahab Chasbullah (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Jakarta
Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta menyampaikan beberapa catatan refleksi dalam rangka menutup tahun 2022 dan memproyeksikan tahun 2023. Catatan refleksi itu berkaitan dengan beberapa persoalan yang belum terselesaikan selama tahun 2022. 


Hal itu disampaikan oleh Ketua Muslimat NU DKI Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Wahab Hasbullah dalam konferensi pers di kantor Muslimat DKI Jakarta, Jl Kayu Manis Baru Matraman Jakarta, Rabu (28/12/2022). 


“Kita lewati saat-saat pergantian tahun ini dengan melakukan refleksi agar ke depan bangsa ini menjadi lebih baik. Banyak persoalan Jakarta saat ini yang perlu segera mendapat perhatian,” ujar Nyai Hizbiyah dalam keterangan rilisnya yang diterima NU Online Jakarta


Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Bahrul Ulum, Universitas KH Wahab Chasbullah (Unwaha) Tambakberas Jombang ini mengatakan persoalan kebangsaan menjelang tahun politik perlu mendapatkan perhatian yang serius. Empat pilar kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI & UUD 1945) terus diperkuat di seluruh lapisan masyarakat agar negeri ini tetap kokoh, meski berbeda pendapat dan pilihan. 


"Usaha-usaha untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa ini perlu dilawan secara bersama-sama. Generasi muda pun dipupuk terus rasa nasionalismenya sebagai garda masa depan estafet negeri ini", ujarnya. 


Persoalan lain yang perlu diperhatikan adalah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berbenah setelah diputuskannya perpindahan ibukota ke Kalimantan Timur. Buruknya kualitas udara Jakarta yang sudah melebihi batas mutu udara perlu medapat perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan melakukan langkah konkret. 


"Seperti penganggaran dan penambahan stasiun pemantauan kualitas udara, melakukan pengawasan terukur, penegakan hukum dan transparansi terhadap ketaatan setiap orang terhadap aturan pengendalian pencemaran udara," tegasnya. 


Upaya yang dapat ditempuh dalam pengendalian pencemaran udara, Menurut Nyai Hizbiyah adalah dengan meningkatkan partisipasi publik serta koordinasi bersama pemerintah pusat sebagai bagian dari pengendalian polusi udara di DKI Jakarta.


Selain itu, perubahan iklim juga menjadi problem dunia saat ini, curah hujan yang tinggi tentunya membawa dampak bagi Jakarta. Banjir yang menjadi “tamu tak diundang” menjadi pekerjaan setiap pemimpin DKI Jakarta dari masa ke masa.


"Persoalan ini bisa diselesaikan dengan cara duduk bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah DKI Jakarta, daerah penyangga (hulu) serta mengedukasi warga untuk berperilaku cinta dan menjaga lingkungannya," terangnya. 


Satu hal lagi fenomena yang tak kalah memprihatinkan dan masih sangat perlu uluran tangan dari semua pihak, yakni nasib korban gempa Cianjur, Awan Panas Guguran (APG) Semeru dan bencana di daerah lain. Untuk itu, kata Nyai Hizbiyah, PW Muslimat NU DKI meminta pengurus cabang meningkatkan aksi kemanusiannya. 


“Jadi kita meminta kepada pengurus Muslimat di cabang agar meningkatkan gerakan sosialnya dengan mendatangi warga tidak mampu sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana atau pun yang lain,” jelas Nyai Hizbiyah kepada wartawan.


Muslimat NU DKI juga menyoroti masih banyaknya warga DKI Jakarta yang masih belum menerima siaran TV digital usai adanya kebijakan peralihan dari siaran TV analog ke siaran TV digital atau dikenal Analog Switch Off (ASO) resmi dimulai pada 2 November 2022. 


Para pengguna TV analog disarankan untuk memiliki perangkat penting seperti antena dan Set Top Box (STB) agar tetap bisa menikmati layanan siaran TV digital. STB merupakan alat untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara yang bisa ditampilkan di televisi analog biasa. 


"Kurangnya sosialisasi pemerintah soal pemberian Set Top Box (STB) gratis dan how to use-nya masih banyak dirasakan oleh warga di daerah Jakarta," ungkapnya.


Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami


Nasional Terbaru