Jakarta Raya

Ahli Tata Kota Desak Sistem Peringatan Dini Banjir Terpadu untuk Jakarta

Kamis, 6 Maret 2025 | 16:04 WIB

Ahli Tata Kota Desak Sistem Peringatan Dini Banjir Terpadu untuk Jakarta

Banjir menenggelamkan rumah di Kota Bekasi, Rabu (5/3/2025). (Foto: dok. istimewa/Jannah)

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Ahli tata kota Marco Kusumawijaya menegaskan, bahwa banjir di Jakarta dipengaruhi oleh tiga faktor utama curah hujan lokal, limpasan air dari wilayah Bogor, dan pasang surut air laut di Teluk Jakarta.


"Ketiga sumber air ini menjadi sebab utama banjir di Jakarta. Ketiganya, perlu dipantau secara bersamaan untuk mendeteksi sistem peringatan dini yang efektif," ujar Kusumawijaya kepada NU Online Jakarta, pada Kamis (6/3/2025).


Kusumawijaya menekankan pentingnya informasi komprehensif yang harus tersedia bagi warga Jakarta untuk mengantisipasi banjir.


"Jadi warga Jakarta perlu tiap saat diberitahu dalam tiga hal ramalan curah hujan di Jakarta, curah hujan di Bogor, dan kketinggian air laut di muka pantai Jakarta," jelasnya.


Menurut Kusumawijaya, ketiga faktor tersebut harus diamati secara bersamaan karena potensi banjir terbesar terjadi ketika ketiganya mencapai puncak dalam waktu yang berdekatan.  


"Ketiganya harus dilihat bersamaan. Banjir terbesar terjadi kalau ketiganya terjadi pada waktu bersamaan atau berbeda sedikit," ungkapnya.


Ahli Tata Kota ini berharap instansi meteorologi dan penanggulangan bencana dapat menyediakan layanan prediksi terpadu bagi masyarakat. 


"Kita berharap BMG dan BPBD Jakarta dapat membantu masyarakat untuk setiap saat memberikan ramalan sinkronik dari ketiganya sekaligus," harapnya.


Kusumawijaya juga menyampaikan informasi yang ia peroleh dari pejabat BPBD bahwa sistem prediksi sedang dalam pengembangan.


"Seorang pejabat BPBD memberi informasi bahwa BPBD memang sedang membuat suatu permodelan. Nanti akan muncul di http://www.pusdalops.jakarta.go.id," katanya, meski ia mencatat bahwa situs tersebut belum aktif.


Potensi Pasang Air Laut


Berdasarkan data yang ia kumpulkan, Kusumawijaya memberikan peringatan tentang potensi pasang tinggi dalam waktu dekat.


"Menurut ramalan dari situs tide-forecast.com, pasang tertinggi akan terjadi pada tanggal 17 Januari pagi jam 08:39 dan tanggal 18 pagi jam 09:14. Malam sebelumnya, tanggal 16 Januari adalah bulan purnama," ungkapnya.


Ia mengingatkan warga untuk membandingkan prediksi pasang dengan prakiraan cuaca untuk menilai risiko banjir. 


"Harap bandingkan dengan ramalan curah hujan di Bogor dan Jakarta pada waktu bersamaan. Kalau dua-duanya tinggi pada waktu bersamaan atau berbeda beberapa jam saja, maka kita harus waspada," pintanya.