Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Dewan Pimpinan Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Nahdlatul Ulama (DPW K-Sarbumusi NU) DKI Jakarta menyebutkan berdirinya Partai Buruh tidak ada hubungannya dengan DPW K-Sarbumusi Jakarta dalam kepentingan politik di 2024.
"Pandangan DPW K-Sarburmusi Jakarta sampai saat ini, itu menegaskan tidak ada hubungannya," Kata Sekretaris DPW K-Sarbumusi NU DKI Jakarta Aris Charisudin kepada NU Online Jakarta, Sabtu (6/5/2023) sore.
Hal itu ditegaskan Aris karena sampai saat ini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) tidak ada mengeluarkan pernyataan sikap untuk mendukung partai tersebut.
"Sesuai dengan arahan dari DPP Sarbumusi," tegasnya.
Lebih lanjut, Aris menyatakan sikap tersebut juga sama disuarakan oleh Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif, ia sependapat bahwa NU jangan sampai dibawa ke dalam ranah politik praktis.
"Sesuai dengan arahan dari Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta bahwa yang ada di NU itu tidak berpolitik praktis, lebih kepada politik kebangsaan bukan politik secara praktis," katanya.
Terkait kader yang melakukan manuver untuk melakukan gerakan politik, Aris mengingatkan jangan membawa atribut DPW K-Sarbumusi DKI Jakarta diranah politik praktis.
"Tapi tidak menghalangi juga kader serikat untuk berpolitik secara praktis, sangat melarang membawa nama Sarbumusi di ranah politik praktis," jelasnya.
Menurut Aris, sistem demokrasi tersebut menjadi sangat jelas, tidak melarang kader. Akan tetapi, ia mengimbau seluruh kader untuk tidak membawa nama DPW K-Sarbumusi DKI Jakarta.
"Jadi sistem demokrasinya jelas, kita tidak mengekang tapi secara keluar jangan pernah membawa nama Sarbumusi untuk kepentingan politik apalagi menghalangi orang yang akan melakukan politik kebangsaan," ungkapnya.
Aris menjelaskan apapun yang dilakukan DPW K-Sarbumusi DKI Jakarta akan selalu mengikuti arahan dari PWNU DKI Jakarta apalagi soal perpolitikan.
"Sesuai dengan arahan Ketua PWNU DKI, bagaimanapun Sarbumusi adalah Badan Otonom (Banom) NU," tutupnya.
Pewarta: Haekal Attar
Editor: Khoirul RIzqy At-Tamami
