IKA PMII Jakarta Gelar Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Kelancaran Pilkada 2024
Ahad, 22 September 2024 | 00:00 WIB

IKA PMII DKI Jakarta menggelar Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Pilkada Damai 2024 di Hotel Acacia, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Erik Alga Lesmana)
Krisna Bagus Sajiwo
Penulis
Jakarta Pusat, NU Online Jakarta
Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) DKI Jakarta menggelar Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Pilkada Damai 2024 di Hotel Acacia, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (21/9/2024).
Ketua Pelaksana kegiatan Anwar Sjani mengatakan bangsa Indonesia menjalani proses demokrasi yang semakin besar, khususnya dalam Pilkada 2024 ini. Kegiatan ini sekaligus menjadi konsolidasi IKA PMII dalam menyukseskan dan mendoakan Pilkada Jakarta 2024 ini berjalan dengan damai.
“Paling tidak ini konsolidasi kita dalam IKA PMII menjadi ajang silaturahmi, butuh ruang untuk komunikasi sesama alumni dan membuat eksistensi untuk alumni,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sekretaris IKA PMII DKI Jakarta Yayat Hidayat menjelaskan acara ini merupakan wujud konkrit komitmen IKA PMII dalam memberikan kontribusi dalam pelaksanaan demokrasi di Jakarta ini. Ia juga mengapresiasi kepada alumni PMII yang berkiprah sebagai penyelenggara pemilu.
“Dalam kesempatan ini saya apresiasi kepada alumni pmii menjadi anggota Bawaslu, KPU dan staf di Jakarta. Oleh karena itu, keberhasilan ini patut untuk diperjuangkan kembali pada momentum pemilihan gubernur 2024 yang akan datang,” jelasnya.
Ia juga mendoakan seluruh alumni PMII yang menjadi penyelenggara pemilu diberikan kekuatan dalam menyukseskan Pilkada Jakarta 2024. Selain itu, ia berharap Pilkada Jakarta 2024 dapat berjalan dengan lancar.
“Semoga sukses besar yang disumbangkan alumni PMII, di KPU dan bawaslu baik Slsecara fisik, pikiran dan tenaga. Usaha ini tentu kita paripurnakan dengan doa pada alumni yang berkiprah dan seluruh warga Jakarta. Pilgub berjalan dengan lancar merujuk pada UUD dan bisa bermanfaat 5 tahun kedepan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif menjelaskan bahwa terdapat tiga teori politik yang perlu dipegang teguh terutama menjelang Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) tahun 2024, yaitu teori politik ihsan, teori politik ma'ruf dan teori politik mungkar. Hal itu berdasarkan keahliannya di bidang ilmu dakwah sehingga dapat menghasilkan Pilkada berkualitas dan bermartabat.
"Yang pertama saya menyebut dengan politik ihsan. Yang nomor dua adalah politik ma'ruf. Yang nomor tiga itu saya menggunakan teori mungkar. Karena saya bidang ilmunya dakwah, maka saya gunakan terminologi dakwah,” terangnya.
Teori ihsan itu, kata Kiai Samsul, teori yang dianggap baik dan kebaikannya di atas rata-rata. Dalam hal ini, menurutnya, bentuk kebaikan itu salah satunya dengan melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk melakukan pengawasan terhadap Pilkada. Sehingga menghasilkan Pilkada yang bermartabat dan berkualitas.
"Nah, saya ingin NU itu menerapkan politik Islam yang baik di atas rata-rata, yang saya maksud bagaimana melakukan pendampingan kepada masyarakat. Tidak hanya sekedar mendorong untuk berpartisipasi untuk memilih, tapi ikut memberikan kepengawasan, membantu Bawaslu. Bagaimana pilkada Jakarta ini, harus pilkada yang berkualitas dan bermartabat," katanya.
Kiai Samsul menjelaskan bahwa Pilkada dalam rangka memilih seorang pemimpin yang baik dan ideal, menurutnya, hanya bisa didapatkan apabila pelaksanaan Pilkada dilakukan secara berkualitas dan bermartabat.
Jangan berharap kalo prosesnya jelek, lalu menghasilkan tokoh yang bagus ini saya kira agak jauh. Nah, maka NU harus menjadi contoh, cuma ini berat," ungkap Kiai Samsul.
Kemudian, lanjut Kiai Samsul, yang harus dipegang teguh nomor dua adalah politik ma'ruf, yaitu politik yang dianggap baik tapi kebaikannya standar. Ketiga, terdapat politik mungkar. Dimana praktik politik yang dilakukan secara jahat dan curang. Bahkan demi kemenangan dapat melakukan apapun, termasuk merevisi undang-undang untuk memuluskan jalannya agar dapat terlibat dalam kontestasi pemilihan.
“Tapi ada politik yang lebih dari itu yaitu mungkar. Apa itu (politik) mungkar? Jadi politik jahat. Bagaimana untuk mendapatkan kemenangan dengan menghalalkan segala cara. Baik itu dari sisi legalitas, bagaimana caranya untuk menang kalau bisa revisi undang-undang," pungkasnya.
Terpopuler
1
Hasil Demo Ojol 2025: Komisi V DPR akan Gelar Rapat Bersama Kemenhub dan Aplikator
2
MWCNU Kramat Jati Teken Prasasti dan Resmikan Makam Syekh Jafar Jati
3
Jelang Dzulhijjah 1446 H, LFNU Jakarta akan Gelar Rukyatul Hilal dan Pengamatan Arah Kiblat
4
Ini 5 Tuntutan Ojol dalam Demo Besar-besaran 20 Mei 2025
5
Warga Temukan Makam Kramat Syekh Jafar: Asal Muasal Nama Kramat Jati?
6
Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Terima Santri Baru Tahun Ajaran 2025/2026
Terkini
Lihat Semua