Jakarta Raya

Ketua LDNU Jakarta Sebut Santri Majelis Taklim Punya Peran Setara seperti yang Mondok

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:40 WIB

Ketua LDNU Jakarta Sebut Santri Majelis Taklim Punya Peran Setara seperti yang Mondok

Ilustrasi santri (foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online Jakarta

 

Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jakarta KH Masruhin Abdul Majid menyampaikan tradisi majelis taklim dan pengajian jadi bagian penting dalam kehidupan santri khususnya di Jakarta. Mereka mempunyai peran setara dengan santri yang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren.

 

"Santri baik yang mukim atau pulang pergi tetap punya peran yang sama dan setara. Sebab mereka punya berkomitmen untuk mendalami agama," tuturnya, saat di wawancarai NU Online Jakarta, Jumat,(18/10/2024).

 

Tak hanya kesamaan peran, Kiai Masruhin juga menyinggung peran santri dalam tatanan kehidupan adalah menciptakan masyarakat yang ramah dan beradab. Hal ini dikarenakan, implementasi terhadap ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.

 

“Peran santri itu sangat penting dalam rangka mengajarkan islam yang moderat, islam mengedepankan agama dalam menghadapi perbedaan” ungkapnya.

 

Ia juga menyoroti tentang antusias masyarakat Jakarta yang besar dalam keikutsertaannya di berbagai pengajian. Tradisi inilah yang menurutnya perlu dipertahankan untuk tetap menjaga proses belajar syariat Islam di masyarakat perkotaan.

 

Menurut Kiai Masruhin, santri dikategorikan menjadi dua bagian. Kategori ini tidak serta merta memisahkan peran keduanya, akan tetapi untuk menarik kesamaan peran apa yang mereka miliki.

 

Pertama, santri mukim yang belajar di pondok pesantren. 

 

Kedua, santri  kalong dengan metode pembelajaran pesantren, tetapi tidak tinggal di asrama pesantren. 

 

Santri dengan kategori tidak menetap di asrama cenderung memiliki tantangan terkait kehilangan keterikatan dengan tradisi keagamaan. Hal ini juga yang menjadi sorotan LDNU Jakarta memberikan solusi untuk mengatasinya.

 

LDNU Jakarta mengajak alumni pesantren untuk bergabung dan berpartisipasi dalam kegiatan pengajian Tabarukan, yang bertujuan memperkuat ikatan keagamaan dan menghidupkan semangat belajar. Kegiatan ini diharapkan mampu menjaga spirit mendalami ilmu agama.

 

“Pengajian Tabarukan memberikan kesempatan bagi alumni untuk belajar dan menghatamkan kitab dalam waktu singkat. LDNU berharap alumni dapat menunjukkan akhlak santri di lingkungan kerja dan berkontribusi dalam memakmurkan masjid” kata Kiai Masruhin. 

 

Lebih lanjut, dia berharap Jakarta dapat menjadi kota yang tidak hanya toleran, tetapi juga mengedepankan prinsip al-harakah wal-barokah. Sebab, semakin banyak gerakan positif dari para santri akan menjadi jalan keberkahan untuk seluruh masyarakat sekelilingnya.