Ketua Muslimat NU Jakarta Sebut Kepemimpinan Perempuan Kunci Pemberdayaan Masyarakat
Ahad, 26 Januari 2025 | 16:00 WIB

Ketua PW Muslimat NU Jakarta Hj Hizbiyah Rochim saat sambutan dalam acara Muslimat NU Jakarta Leadership Training (Mustlead Training) yang diselenggarakan di Pesantren Tsaqofatul Quran, Rorotan, Jakarta Utara, pada Sabtu, (26/1/2025).
Krisna Bagus Sajiwo
Kontributor
Jakarta Utara, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Rochim menyampaikan bahwa kepemimpinan perempuan memainkan peran krusial dalam mendorong pemberdayaan masyarakat, terutama dalam konteks organisasi sosial seperti Muslimat NU.
Ia juga menekankan bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan sosial yang lebih inklusif dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Nyai Hj Hizbiyah dalam pembukaan acara Muslimat NU Jakarta Leadership Training (Mustlead Training) yang diselenggarakan di Pesantren Tsaqofatul Qur'an Rorotan, Jakarta Utara, pada Sabtu (26/1/2025).
"Peran perempuan dalam kepemimpinan bukan hanya sekadar formalitas, tetapi memiliki dampak langsung terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat. Kader Muslimat NU diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata, baik dalam skala kecil di tingkat kecamatan maupun dalam level yang lebih luas," ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya, kader Muslimat NU diharapkan tidak hanya menjadi penggerak dalam skala kecil di tingkat kecamatan, tetapi juga mampu memimpin inisiatif yang lebih besar, yang dapat membawa perubahan positif di level yang lebih luas.
"Seorang pemimpin perempuan yang memahami tantangan dan kebutuhan masyarakat akan lebih mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sosial, baik dalam aspek pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi," jelasnya.
Pelatihan kepemimpinan yang diikuti oleh 40 peserta, katanya, bertujuan untuk memperkuat kapasitas para perempuan dalam memimpin dan memberdayakan masyarakat.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin ibu-ibu Muslimat NU tidak hanya menjadi pemimpin yang paham teori, tetapi juga yang mampu terjun langsung ke lapangan dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar."
Nyai Hizbiyah berharap bahwa para peserta pelatihan ini bisa menjadi agen perubahan di tingkat lokal dan mampu membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar melalui kepemimpinan yang penuh kasih dan berbasis nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, peserta mengikuti berbagai sesi yang mencakup materi tentang Keaswajaan dan Ke-NU-an, Public Speaking, serta Komunikasi Antar Pribadi (KAP). Melalui materi-materi tersebut, peserta diharapkan dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang lebih holistik, yang tidak hanya berguna untuk organisasi, tetapi juga untuk pemberdayaan masyarakat secara umum.
Terpopuler
1
PMII Jakpus Gelar Aksi, Tuntut Evaluasi Kebijakan Menteri ESDM
2
3 Amalan di Bulan Syaban untuk Persiapan Sambut Ramadhan
3
Terpilih Jadi Ketua Ansor Jaktim, Taufik Siap Regenerasi Kepemimpinan
4
3 Program Baru Muslimat NU Diluncurkan dalam Kongres Ke-18 di Surabaya
5
Marak Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan, Bagaimana Menanggulanginya?
6
Hukum Islam soal Pengambilan Pasir Laut
Terkini
Lihat Semua