Pengamat: Angkutan Umum Terpadu Satu-satunya Solusi Kemacetan Jakarta
Kamis, 29 Mei 2025 | 07:00 WIB
Nurul Millah
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Kemacetan di kota-kota besar Indonesia, khususnya Jakarta, disebut sebagai akibat langsung dari ketergantungan masyarakat pada kendaraan pribadi. Dalam "Cerita Marco" yang bertajuk Ayo Naik Transportasi Publik Kalau Mau Kurangi Macet, Marco Kusumawijaya menegaskan bahwa satu-satunya solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah dengan membangun sistem transportasi umum yang terpadu.
"Yang macet itu kendaraan pribadi, saya kalau naik kereta atau LRT enggak pernah merasakan macet," ujar Marco dikutip NU Online Jakarta dalam kanal Youtube Institut Harkat Negeri, Kamis (29/5/2025)
Menurutnya, pembangunan jalan tidak akan pernah cukup jika masyarakat tetap mengandalkan mobil dan motor. Sebaliknya, membangun transportasi umum tidak hanya lebih efisien tetapi adil secara sosial karena dapat diakses semua kalangan.
Marco menjelaskan, ketertinggalan Indonesia dalam membangun angkutan umum berasal dari warisan kebijakan masa lalu yang berbasis mobil dan kendaraan pribadi.
"Zaman Orde Baru mobil dianggap dapat menumbuhkan industri sehingga membuka lapangan pekerjaan, Tapi sekarang kita sadar, ini menciptakan ketimpangan karena hanya yang punya kendaraan pribadi yang bisa menikmati infrastruktur" katanya.
Kondisi ini berbeda dengan transportasi umum yang sarana dan prasarananya sudah satu paket, masyarakat tidak perlu membeli sarana sendiri sehingga semua dapat menikmati infrastruktur yang ada.
Mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi juga sudah dilakukan oleh negara-negara lain. Marco mencontohkan seperti kota-kota di Amerika; Texas, Los Angeles sekarang sudah mulai sadar untuk mengutamakan angkutan umum.
"Saya sendiri pernah tinggal di Los Angeles lebih dari dua bulan, leluasa saja menggunakan angkutan umum meskipun orang kritik Los Angeles itu macet," katanya.
Transportasi umum, menurut Marco, hanya bisa efektif bila didukung tata ruang yang terorganisir. Ia menekankan pentingnya desain transportasi yang berbasis lokal, Jakarta tidak bisa disamakan dengan Jogja atau Bandung karena pola mobilitasnya berbeda.
"Kalau penduduknya menyebar kemana sedikit-sedikit ya angkutan umumnya menjadi mahal," jelas Marco.
Selain mengatasi kemacetan, transportasi umum juga memberikan manfaat kesehatan. Masyarakat akan terbiasa banyak jalan kaki, dan tidak stres karena macet, atau servis mobil.
"Tidak perlu stres karena keselamatan sudah kita mandatkan kepada operator, justru bisa menambah aktivitas produktif lain seperti membaca buku di dalam bus," papar Marco.
Marco menutup pesannya dengan dorongan agar masyarakat dan pemerintah tidak ragu untuk beralih ke transportasi umum.
"Kalau kita mau keluar dari kemacetan, jawabannya cuma satu: angkutan umum yang nyaman dan terpadu" ujar Marco.
Terpopuler
1
Bahas Isu Kekinian, PCNU Jakbar Inisiasi Bahtsul Masail di Masjid Mardhotillah
2
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
3
Pagar Nusa Tampil Meriahkan Harlah Ke-77 IPSI
4
PWNU Jakarta Tegaskan Pengabdian NU Harus Bersifat Inklusif
5
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
PWNU Jakarta Apresiasi Larangan Ondel-ondel untuk Mengamen
Terkini
Lihat Semua