Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online Jakarta
Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Â Winda Maharani mengungkapkan penyebab perselingkuhan. Salah satunya karena mengabaikan dimensi komitmen.Â
Winda menegaskan bahwa percintaan, terutama di kalangan remaja saat ini cenderung terbatas pada gairah seksual atau ketertarikan secara fisik.
"Padahal menurut teori Triangle of Love dari Sternberg, cinta itu terdiri dari beberapa dimensi yaitu komitmen, intimasi, dan passion (gairah)," kata Winda kepada NU Online, Selasa (25/6/2024).
Winda juga menjelaskan bahwa cinta yang ideal dan sehat, itu harus terdiri dari dimensi komitmen, intimasi, dan gairah. Sementara para remaja memahami cinta hanya terdiri dari satu atau dua dimensi saja, seperti gairah dan intimasi.
"Mereka (para remaja) cenderung mengabaikan dimensi komitmen dalam cinta. Padahal dimensi ini mencakup kesetiaan, kepercayaan, dan tanggung jawab," jelasnya.
Winda kemudian mengutip survei dari aplikasi pencari teman kencan Just Dating (2022). Pada survei ini, Indonesia menempati posisi ke-2 di Asia sebagai negara yang banyak melakukan perselingkuhan dengan 40 persen perempuan lebih banyak melakukan perselingkuhan dibandingkan pria.
Selanjutnya, dalam Journal of Sex and Marital Therapy yang dirilis pada 2020 disebutkan bahwa sebanyak 21,8 persen korban perselingkuhan memilih untuk mempertahankan hubungan dan memaafkan pasangannya meski sudah ketahuan berselingkuh.
Selengkapnya: https://nu.or.id/nasional/ini-penyebab-dan-dampak-perselingkuhan-menurut-psikolog-R8sM2
Â
Terpopuler
1
Santri Magister Dorong Diplomasi Kemanusiaan di Forum IFHI
2
Ketua GP Ansor Jakut Nilai One Piece Bisa Tanamkan Nasionalisme
3
Islam dan Kesetaraan: Menghidupkan Gagasan Tohir Haddad tentang Perempuan
4
Pedagang Barito Ingin Relokasi Bahas Langsung dengan Gubernur
5
Terpilih Ketua BEM Pesantren, Ini Harap Samsul Munir
6
Mengatasi Stres di Era Modern: Empat Strategi Coping yang Efektif
Terkini
Lihat Semua