Nasional

Gus Yahya Sebut Gaya Kepemimpinan Gus Dur Jadi Teladan bagi Nahdliyin

Selasa, 24 Desember 2024 | 15:26 WIB

Gus Yahya Sebut Gaya Kepemimpinan Gus Dur Jadi Teladan bagi Nahdliyin

Sambutan Gus Yahya dalam Muskerwil ke-4 PWNU Jakarta, Selasa (24/12/2024) di Bogor. (Foto: NUOJ/ Miftahus Surur)

Bogor, NU Online Jakarta


Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebut gaya kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi teladan dan inspirasi bagi Nahdliyin. 

 

"Gus Dur itu lincah dalam melakukan strategi dan bergerak. Beliau melakukan konsolidasi ke berbagai kalangan tapi tetap bisa fokus dengan arah dan tujuannya," ujar Gus Yahya saat Muskerwil ke-4  PWNU Jakarta, Selasa (24/12/2024) di Bogor.

 

Dalam konteks kekinian, NU sebagai organisasi akan menemukan lebih banyak tantangan untuk dihadapi. Kecerdasan Gus Dur dalam menyusun strategi tersebut, menurut Gus Yahya patut menjadi teladan bagi warga NU terkait gaya kepemimpinan.

 

Kepiawaian Gus Dur dalam memimpin, tidak serta-merta mudah diteladani dengan baik. Gus Yahya menyampaikan kendati sulit untuk meneladaninya secara individu, tetapi Ia mendorong untuk meneladaninya secara kolektif atau berjamaah bagi setiap Nahdliyin.

 

“Saya sendiri menyadari tidakbisa disamakan kualitas kepemimpinannya dengan Gus Dur. Akan tetapi secara bersama-sama kita bisa meneladani tersebut, yang terpenting adalah upaya kolektif untuk mencontoh gaya kepemimpinan beliau," bebernya.

 

Gus Yahya menyadari dalam struktur organisasi, kekuatan kolektif diperlukan dan menjadi pondasi utama, Oleh karenanya, Ia menekankan meneladani gaya kepemimpinan Gus Dur bisa dilakukan secara kolektif.

 

“Jika kepemimpinan Gus Dur tidak mampu diteladani secara individu, maka contoh kepemiminan itu harus dipikul secara kolektif atau bersama,” katanya.

 

Tak hanya menyoroti teladan gaya kepemimpinan Gus Dur, Gus Yahya juga menyebutkan tokoh-tokoh para pendahulu NU yang juga menjadi sumber inspirasi bagi Nahdliyin. Mereka di antaranya KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah.

 

“Meski nyaris mustahil akan akan lahir luar biasa seperti para pendahulu NU, tapi mari kita upayakan kepemimpinan tersebut lahir kembali dengan gerakan kolektif,” tandasnya.