Jakarta Raya

KH Samsul Ma’arif Apresiasi PBNU Lahirkan Prinsip Manajemen Modern

Selasa, 24 Desember 2024 | 12:44 WIB

KH Samsul Ma’arif Apresiasi PBNU Lahirkan Prinsip Manajemen Modern

Sambutan KH Samsul Maarif dalam Muskerwil ke-4 PWNU Jakarta pada Selasa (24/12/2024), di Bogor. (Foto: NUOJ/Miftahus Surur).

Bogor,  NU Online Jakarta

 

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma'arif mengapresiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mampu melahirkan prinsip manajemen modern. Prinsip tersebut dipelopori oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

 

Hal ini disampaikannya dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) ke-4 PWNU Jakarta di Bogor pada 24 Desember 2024. Kiai Samsul menuturkan prinsip yang diletakkan oleh Gus Yahya tersebut dapat mendorong NU menjadi organisasi yang koheren, terpadu, dan disiplin.

 

“Alhamdulillah, Muskerwil kali ini dihadiri oleh Ketum PBNU Gus Yahya. Beliau tak hanya sebagai pioneer of modern management principle di lingkungan NU, dalam periode beliau yang cukup singkat ini sudah melahirkan hampir 30 Peraturan Perkumpulan (Perkum)” beber Kiai Samsul saat membuka acara dalam sambutannya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PWNU Jakarta membeberkan, berdasarkan upaya yang telah Gus Yahya berikan kepada organisasi, tidak berlebihan jika beliau dikatakan sebagai bapak Perkum.

 

Kiai Samsul menegaskan, tiap pengurus NU harus memahami terkait perkum ini. Hal tersebut dikarenakan agar program yang direncanakan terukur dan terarah, sehingga memberikan dampak yang baik bagi masyarakat luas dan anggota NU itu sendiri.

 

Tak hanya pemahaman yang baik mengenai perkum, para pengurus NU Jakarta juga didorong untuk mampu menyampaikan pesan-pesan keagamaan kepada masyarakat, lembaga, serta mitra dengan baik. Rumusan konsep dakwah tersebut telah dibuat oleh Menteri Agama periode sebelumnya yaitu Gus Yaqut Cholil Qoumas.

 

“Konsep dakwah yang telah Gus Yaqut rumuskan tentang moderasi beragama menjadi konsep yang baik untuk diaplikasikan saat berdakwah. Konsep ini relevan dengan ajaran ahlussunah waljamaah,” jelas Kiai Samsul.

 

Dalam akhir sambutannya, Ketua PWNU Jakarta menegaskan agar setiap pengurus NU memiliki etika disiplin kepemimpinan. Ia menekankan pentingnya ketaatan kepada seorang pemimpin, sebagaimana bagian dari ketaatan kepada agama.


“Insya Allah, apabila kita telah disiplin dalam kepemimpinan, maka apa yang akan kita upayakan dan cita-citakan dalam organisasi akan tercapai,” tandasnya.