Jakarta Raya

Gus Muwafiq Sebut Maulid Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Muhammad

Ahad, 22 September 2024 | 15:00 WIB

Gus Muwafiq Sebut Maulid Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Muhammad

Pendakwah Nahdlatul Ulama (NU) KH Ahmad Muwafiq saat acara peringatan Maulid Nabi Muhammad 1446 H yang diselenggarakan Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU Jakarta di Aula Utama Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu (21/9/2024) lalu. 

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Pendakwah Nahdlatul Ulama (NU) KH Ahmad Muwafiq menyebutkan bahwa perayaan maulid nabi sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Hal itu dikatakannya saat acara peringatan Maulid Nabi Muhammad 1446 H yang diselenggarakan Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU Jakarta di Aula Utama Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu (21/9/2024) lalu. 


Gus Muwafiq menegaskan bahwa tiap senin para sahabat nabi membawakan makanan kepada nabi untuk didoakan, setelah itu dibawa pulang oleh para sahabat dengan harapan mendapatkan keberkahan.


"Tradisi ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, dengan makanan menjadi bagian penting dari perayaan Maulid," katanya.


Selain itu, Gus Muwafiq menekankan dampak ekonomi dari perayaan Maulid Nabi. Dengan banyaknya peringatan Maulid di berbagai tempat, kegiatan ekonomi masyarakat turut bergerak dan berkembang. Ia menegaskan bahwa Maulid membawa berkah tidak hanya secara spiritual, tetapi juga secara ekonomi. 


"Zaman dulu Kekuatan berkah itu sungguh luar biasa. Dulu ibu-ibu dulu sangat rajin mencari keberkahan, makanya di Indonesia juga orang-orang sering makan berkat maka dalam dirinya insyaallah masih ada barakah," jelasnya 


Disamping itu, Ia juga mengatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara dengan mayoritas Muslim yang menggunakan konsep kerakyatan sesuai dengan nilai-nilai kepemimpinan Nabi Muhammad. 


Dalil Perayaan Maulid 

Ternyata, memperingati Maulid bukan hanya dilakukan oleh umat Nabi Muhammad SAW saja. Nabi Muhammad sendiri juga memperingati kelahirannya dengan berpuasa di hari Senin. Ketika ditanya oleh sahabat, "Kenapa engkau berpuasa ya Rasul? aku berpuasa karena di hari itu aku dilahirkan dan di hari itu pula lah aku mendapatkan wahyu pertama kali," jawab Nabi.   


Dalam artikel NU Online berjudul  Maulid Nabi Perspektif Al-Qur'an dan Sunnah https://islam.nu.or.id, disebutkan beberapa dalil syar’I peringatan Maulid dari Al-Qur’an dan Hadits. Di antaranya adalah firman Allah dalam QS Yunus ayat 58 yang artinya, "Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad Saw) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira." (QS.Yunus: 58).   


Menurut Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani Bergembira dengan adanya Nabi Muhammad SAW ialah dianjurkan berdasarkan firman Allah SWT pada surat Yunus ayat 58 ini. [Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani, Ikhraj wa Ta’liq Fi Mukhtashar Sirah An-Nabawiyah, hal 6-7].


Dalam kitab Fathul Bari karangan al- Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani diceritakan pula bahwa Abu Lahab mendapatkan keringanan siksa tiap hari senin karena dia gembira atas kelahiran Rasulullah.    


Ini membuktikan bahwa bergembira dengan kelahiran Rasulullah memberikan manfaat yang sangat besar, bahkan orang kafirpun dapat merasakannya. [Ibnu Hajar, Fathul Bari, Juz 11, hal 431]. Riwayat senada juga ditulis dalam beberapa kitab hadits di antaranya Shohih Bukhori, Sunan Baihaqi al-Kubra dan Syi`bul Iman. [Maktabah Syamilah, Shahih Bukhari, Juz 7, hal 9, Sunan Baihaqi al-Kubra, Juz 7, hal 9, Syi`bul Iman, Juz 1, hal 443]. Â