• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 19 April 2024

Jakarta Raya

Gus Salam Sohib Ngaji Kitab Tasawuf Kifayatul Atqiya di Tengah Alumni Jabodetabek Pesantren Denanyar

Gus Salam Sohib Ngaji Kitab Tasawuf Kifayatul Atqiya di Tengah Alumni Jabodetabek Pesantren Denanyar
Pengajian Kitab Kifayatul Atqiya Oleh KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, pada Jum'at (16/12/2022), (Foto: NU Online Jakarta/Maria Merlynda).
Pengajian Kitab Kifayatul Atqiya Oleh KH Abdussalam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, pada Jum'at (16/12/2022), (Foto: NU Online Jakarta/Maria Merlynda).

Jakarta, NU Online Jakarta

Pengajian Kitab Kifayatul Atqiya kembali diselenggarakan setelah berhenti akibat pandemi Covid-19, pengajian tersebut dilaksanakan pasca Pelantikan Komisariat Ikatan Alumni Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif (IKAPPMAM) Jabodetabek di kediaman Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa dan Pembangunan Tempat Tertinggal, pada Jum'at (16/12/2022).


Pengajian tersebut diisi oleh Gus Salam Shohib, Pengasuh Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Pada pembahasanya, Gus Salam menjelaskan tentang tiga macam Ilmu Syariat.


Ketiga bagian dalam ilmu syariat yang diajarkan oleh Gus Salam melalui kitab tersebut adalah ilmu yang dapat membuat seorang hamba menjadi taat beragama, ilmu yang mempu memberiskan seluruh isi hati dan ilmu yang menjadikan akidah seorang muslim menjadi benar.


"Kita sebagai santri harus ‘ilmiah amaliah dan amaliah ilmiah’, amaliah yang tidak ilmiah itu contohnya mengerjakan ibadah dengan tidak menggunakan ilmu" terang Gus Salam. 


Lebih mendalam, Kiai Salam menjelaskan bahwa Ibnu Ruslan yang mengarang seribu bait Nazam Zubad itu mengatakan untuk mengamalkan setiap ilmu yang dimiliki walaupun 1/10 dari zakat yang diberikan. 


"Kalau ada orang yang punya ilmu tidak mau mengamalkannya, ancamannya neraka" kutip Kiai Salam. 


Disela-sela pengajian tersebut, Gus Salam menjelaskan bahwa stabilitas politik dan penegtahuan ilmu kenegaraan harus selalu dijaga. Dengan begitu, akan terjamin kenyamanan hidup bernegara. 


“Bayangkan tidak jika tidak adanya sanksi di negara kita, ya tentu banyak yang seenaknya untuk menjatuhkan negara kita,” terangnya.


Kiai Salam berpesan bahwa cara kita mengabdi itu lebih penting dari pada pengabdian itu sendiri. 


"Setelah meneliti, ngaji, dan mempelajari maka harus direalisasikan dan diikuti atas apa yang sudah didapatkan pada  perilaku Kanjeng Nabi dan thariqah-Nya" lanjut Gus Salam. 


Pengajian tersebut dihadiri oleh Latifah Shohib, KH Sholahahuddin Fathurrohman, Ketua Pelantikan IKAPPMAM Jabodetabek periode 2022-2024 Farhan Abdillah, didampingi para pengurus  IKAPPMAM Pusat lainnya.


Kontributor : Maria Merlynda
Editor: Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru