Jakarta Raya

Perempuan Bangsa Siapkan Pendampingan Korban Pelecehan di Pesantren Ad-Diniyah Jaktim

Sabtu, 18 Januari 2025 | 11:45 WIB

Perempuan Bangsa Siapkan Pendampingan Korban Pelecehan di Pesantren Ad-Diniyah  Jaktim

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Perempuan Bangsa Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Puti Hasni. (Foto: Dok. Pribadi).

Jakarta Timur, NU Online Jakarta 

Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Perempuan Bangsa Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Puti Hasni mengecam tindakan pelecehan seksual yang terjadi di Pondok Pesantren Ad-Diniyah Duren Sawit, Jakarta Timur.


Menurutnya, kejadian tersebut mencederai nilai-nilai yang diajarkan pesantren sebagai institusi pendidikan agama yang menjunjung tinggi moral dan akhlak.


"Tindakan pelecehan sangat tidak bermoral, apalagi diduga yang melakukan pelecehan itu adalah seorang pengajar," tegas Puti kepada NU Online Jakarta, Sabtu (17/1/2025).


Putri menekankan pentingnya langkah tegas dari aparat hukum untuk menangani kasus ini. Ia menyarankan agar pesantren tersebut ditutup jika terbukti sehingga mencegah kejadian serupa terulang. "Aparat hukum harus cepat menindak tegas pelaku pelecehan bahkan kalau perlu pesantren tersebut ditutup agar tidak lagi meresahkan masyarakat," tegasnya.


Selain menindak tegas pelaku, diperlukan pendampingan psikologis bagi korban untuk mendukung pemulihan mental. Untuk itu, Putri mengatakan lembaga yang dipimpinnya akan memberikan pendampingan intensif dan layanan trauma healing kepada para santri yang menjadi korban pelecehan.


"Pendampingan ini untuk pemulihan mental korban agar tetap bisa memiliki semangat untuk terus belajar," ungkap mantan ketua umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) periode 2015-2018 itu.


Puti berharap masyarakat tidak kehilangan kepercayaan memasukkan putra-putrinya ke pesantren. Menurutnya kasus ini bersifat kasuistik dan pelakunya adalah oknum. Pesantren pada umumnya wadah pendidikan terbaik sekaligus benteng utama penjaga moralitas generasi bangsa.


"Dari kejadian ini, ke depan masyarakat lebih teliti mencari pondok pesantren yang kredibel dan teruji kualitasnya, terutama nilai-nilai keaswajaan. Di Indonesia masih banyak pesantren yang teruji kealiman pengasuh maupun metode pengajarannya," tandas Puti.


Sebelumnya, pemilik Pondok Pesantren Ad-Diniyah yang berada di RT 09/RW 07, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, berinisial H (47) yang diduga melakukan tindakan asusila (sodomi) kepada tujuh orang santrinya. Pihak kepolisian telah menahan pemilik dan satu guru di Pondok Pesantren Ad-Diniyah.


"Benar, sudah ditahan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly dilansir Antara.

 

Namun, dirinya belum bisa menjelaskan secara detail kronologi penangkapan tersebut dikarenakan dalam waktu depan akan diadakan rilis kasus tersebut.


"Minggu depan, baru saya press release ya," katanya.
Â