Jakarta Raya Suluk Ramadhan

Suluk Ramadhan: Ketakwaan Membuka Pintu Rezeki

Ahad, 2 Maret 2025 | 14:19 WIB

Suluk Ramadhan: Ketakwaan Membuka Pintu Rezeki

Ketua Syiar LD PWNU Jakarta Nyai Chodijah di kanal Youtube NU Online Jakarta, pada Sabtu (1/3/2025). (Foto: Tangkapan Layar Youtube NU Online).

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Ketua Syiar Lembaga Dakwah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta, Nyai Chodijah menegaskan bahwa ketakwaan menjadi kunci datangnya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. 

 

Hal ini disampaikannya dalam program Suluk Ramadan: Rezeki Tak Terduga yang tayang di kanal Youtube NU Online Jakarta, pada Sabtu (1/3/2025).

 

Menurutnya, puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga jalan menuju ketakwaan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183:

 

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

 

Ketakwaan inilah, menurut Chodijah, menjadi sebab Allah melimpahkan rezeki kepada hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Talaq:

 

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."

 

Kisah Rezeki yang Datang Tak Terduga

Chodijah kemudian membagikan sebuah kisah inspiratif. Suatu malam, seorang suami pulang kerja dan mendapati anaknya tertidur. 

 

Ketika bertanya kepada istrinya, ia mendapat jawaban bahwa sang anak belum makan seharian karena tidak ada makanan di rumah.

 

Mendengar hal itu, sang suami mengingatkan bahwa rezeki anak adalah urusan Allah. 

 

"Tugas kita hanya berikhtiar. Namun, ibadah anak kita adalah tanggung jawab kita. Mari bangunkan dia untuk shalat."

 

Setelah mereka selesai shalat, seseorang mengetuk pintu rumah dan membawa makanan lengkap dengan susu dan buah-buahan. 

 

Orang tersebut berkata, "Seharian aku menunggu saudaraku yang tidak datang. Akhirnya, aku memutuskan untuk memberikan makanan ini kepada kalian."

 

Chodijah menjelaskan bahwa kisah ini mencerminkan janji Allah bahwa siapa pun yang bertakwa dan bertawakal, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya.

 

"Puasa yang diwajibkan kepada umat Islam bukan hanya ibadah fisik, tetapi juga jalan menuju ketakwaan yang membawa kebahagiaan dunia dan akhirat," pungkasnya.