Nasional

Alumni Pesantren As’adiyah Peringati Harlah 1 Abad, Gelar Halaqah Nasional dan Penghargaan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:00 WIB

Alumni Pesantren As’adiyah Peringati Harlah 1 Abad, Gelar Halaqah Nasional dan Penghargaan

Halaqoh Nasional, As'adiyah Awards dan Haul AG Muhammad As’ad Al-Bugisy di Hotel Merlynn Park, Jalan KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024). (Foto: dok. Ikakas)

Jakarta, NU Online Jakarta

Dalam rangka memperingati hari lahir (harlah) satu abad Pesantren As'adiyah, Ikatan Keluarga Alumni Pesantren As'adiyah (Ikakas) bekerja sama dengan Forum Komunikasi Mahasiswa As'adiyah (FKMA) Jakarta menggelar Halaqah Nasional, As'adiyah Awards (penghargaan) dan Haul Anregurutta Muhammad As’ad di Jakarta, Jumat (20/12/2024).

 

Acara diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) Menyongsong 1 Abad As’adiyah di aula Al-Fattah Masjid Istiqlal pada pukul 14:00 WIB. Kemudian dilanjutkan Halaqoh Nasional, As'adiyah Awards dan Haul AG Muhammad As’ad Al-Bugisy di Hotel Merlynn Park, Jalan KH Hasyim Asy’ari, Jakarta Pusat.


Ketua Ikakas Jakarta, Mulawarman Hannase mengatakan kegiatan halaqah ini tidak hanya diikuti oleh alumni yang ada di Jabodetabek, tapi diikuti dari berbagai penjuru, Kalimantan, Batam, Sulawesi, dan daerah lainnya. 


“Halaqah Nasional dalam rangka menyongsong satu abad As’adiah dan haul Anreguruta Muhammad Asad ini dihadiri oleh lebih dari 700 alumni As’adiah dari seluruh Indonesia, dan lebih dari 300 alumni yang datang dari luar Jakarta”, ungkap Mulawarman yang juga merupakan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta.


Sementara itu, Mantan Wakil Presiden Indonesia yang ke 10 dan 12, Jusuf Kalla menyatakan mempunyai kenangan tersendiri dengan AG Muhammad Asad. 


“Saya merasa beruntung dan bersyukur karena pada saat beliau wafat pada tahun 1952, saya datang bersama Bapak saya,” ungkapnya.


Selain itu, Jusuf Kalla juga menyampaikan meskipun AG As’ad wafat di usia yang tergolong muda, namun pengaruhnya sangat luar biasa, 


“Jika kita melihat dari segi umur pendiri As'adiyah, ia wafat di usia 44 tahun. Dalam ukuran sekarang, itu tergolong masih sangat muda. Namun, mengapa ia memiliki pengaruh luar biasa, khususnya di Sulawesi dan daerah sekitarnya?,” ucapnya.

 

“Tentu, hal ini disebabkan keikhlasan dalam mengajar, ketawadhuan, konsistensi pada ilmu, dan pengabdian mereka kepada masyarakat. Keteladanan seperti ini patut kita hargai,” sambungnya.

 

Di samping itu, Menteri Agama RI yang juga sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat As’adiyah KH Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa meskipun AG Muhammad As’ad masih sangat muda saat mendirikan Pesantren, namun AG As'ad mendirikan dengan ketulusan niat dan didasarkan pada motivasi spiritual yang kuat.

 

“Mari kita mewarisi ketulusan dan motivasi niat spiritualitasnya. Segala sesuatu yang dimulai dan dimotivasi oleh kekuatan-kekuatan spiritual, bukan ada motivasi politik, materi, dan sebagainya, maka itulah perjuangan yang akan langgeng”, ujarnya. 


Kiai Nasar menyatakan bahwa dalam proses perjalanannya hingga saat ini mengemban berbagai amanah, menjadi Menteri Agama, Imam Besar Istiqlal, Rektor PTIQ, semuanya  tidak terlepas dari keberkahan As’adiyah.

 

“Saya berdiri di sini sebagai Menteri karena As'adiyah. Kita tidak bisa menghitung berapa nilai yang telah As'adiyah berikan kepada kita,” tandasnya.