Webinar Nasional Pergunu Bahas Strategi Deep Learning dengan Mendikdasmen
Senin, 30 Desember 2024 | 13:00 WIB
PP Pergunu menggelar Webinar Nasional ke-26 bertajuk Deep Learning Strategic dan Implementasi Pembelajaran Bermutu untuk Semua melalui daring pada Sabtu (28/12/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Erik)
Erik Alga Lesmana
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menggelar Webinar Nasional ke-26 bertajuk Deep Learning Strategic dan Implementasi Pembelajaran Bermutu untuk Semua melalui daring pada Sabtu (28/12/2024).
Ketua Umum PP Pergunu Prof KH Asep Saifuddin Chalim dalam sambutannya menyampaikan proses belajar mengajar adalah transfer ilmu. Oleh karenanya, transfer ilmu harus terlaksana dengan sebaik mungkin. Bukan hanya itu saja, tetapi juga pembentukan akhlak atau moral.
“Sehingga dua hal ini (ilmu dan akhlak) tidak boleh terpisah, dikarenakan tentu semua berharap dengan ilmu yang diperoleh itu akan mengantarkan kepada sebuah keberhasilan. Karena tujuannya adalah ilmu, kemudian ilmu ini harus dikemas dengan akhlak,” jelas Kiai Asep yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto dan Surabaya, Jawa Timur itu.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof Abdul Mu’ti pada kesempatan tersebut menyampaikan pada tahun ajaran 2025-2026 pendekatan deep learning diharap dapat diterapkan di satuan pendidikan. Menurutnya, sebagian masyarakat masih menganggap hal baru walaupun dalam kajian keilmuan sesungguhnya deep learning bukan sesuatu yang baru.
“Nah, saya ingin memberikan penjelasan berkaitan dengan ini. Yang pertama deep learning ini bukan kurikulum. Deep learning adalah pendekatan dalam pembelajaran, bukan kurikulum. Nah, terkait dengan kurikulum, kami di kementerian belum mengambil kebijakan apapun,” ujar Prof Mu’ti.
Lebih lanjut, Prof Mu’ti mengungkapkan kurikulum yang masih diterapkan di satuan pendidikan saat ini masih akan terus dilanjutkan baik kurikulum K13 maupun kurikulum merdeka. Menurutnya, satuan pendidikan masih bisa menerapkan kurikulum tersebut sesuai apa yang dilaksanakan selama ini di satuan pendidikan.
“Sehingga kurikulum yang sekarang ini berlaku di sekolah-sekolah dan di madrasah itu masih berlaku terus, baik yang menerapkan kurikulum K13 maupun yang menerapkan kurikulum merdeka. Semuanya masih bisa menerapkan dua kurikulum itu sesuai dangan apa yg telah dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan,” imbuh Prof Mu’ti.
Kemudian, kata Prof Mu’ti terkait dengan pendekatan deep learning menurutnya sudah mulai diperkenalkan di beberapa negara sejak tahun 1976 sehingga bukan sesuatu yang baru dalam dunia pendidikan. Menurutnya, pendidikan Islam sesungguhnya sudah menerapkan deep learning hanya mungkin namanya yang berbeda.
“Sebenernya deep learning itu ada irisannya dengan filosofi pembelajaran dalam dunia pendidikan pesantren dan madrasah. Maka dari itu, sebagai sesuatu pendekatan bukan sesuatu yang baru,” ungkapnya.
Hadir pada kegiatan Webinar Nasional itu Sekretaris Umum PP Pergunu Aris Adi Leksono, Wakil Ketua Umum PP Pergunu Achmad Zuhri, Ketua PP Pergunu HM Faozin, Ketua PP Pergunu Heri Kuswara, jajaran PP Pergunu, Narasumber Bahrodin, Narasumber Alif Noor Hidayati, Ketua PW, PC, dan anggota Pergunu se-Indonesia.
Terpopuler
1
Pemilik Pesantren di Jaktim Sodomi 7 Santrinya, MWCNU Duren Sawit Siap Bantu Korban
2
Kick Off Harlah Ke-102 NU Digelar Besok di Surabaya
3
Semarak Harlah Ke-102 NU, Muslimat NU Jakarta Gelar Doa Bersama dan Pasang Bendera Serentak
4
Presiden akan Hadiri Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya Februari 2025
5
Kick-off Harlah Ke-102 NU, Gus Yahya: Warisan Muassis NU Perlu Dijaga Generasi Penerus
6
Harlah Ke-102 NU, LDNU Jakarta Gelar Lailatul Ijtima dan Isra Mi'raj Malam Ini
Terkini
Lihat Semua