Beta Wijaya
Kolomnis
Frugal living atau gaya hidup hemat merupakan konsep pengelolaan keuangan dan gaya hidup secara sederhana. Kendati istilah “frugal living” ramai belakangan ini, sesungguhnya gaya hidup tersebut mengambil dari ajaran Islam.
Memasuki era dimana kehidupan manusia cenderung konsumtif, gaya hidup hemat menjadi sikap bijaksana dan mahal harganya. Kebijaksanaan dalam memenuhi kebutuhan hidup selaras dengan larangan sikap boros dalam Islam.
Hal ini bukan semata-mata melarang seorang muslim untuk menikmati kesenangan hidup. Akan tetapi, mendorong untuk bijaksana dan bertanggung jawab dalam memilah dan memilih mana kebutuhan dan mana yang sekadar keinginan, bukan kebutuhan primer atau sekunder.
Islam Memandang Frugal Living
Baca Juga
Kehidupan di Dunia: Nikmat atau Ujian?
Telah disinggung sebelumnya, frugal living sejalan dengan nilai dan ajaran agama. Islam mendorong bagi tiap pemeluknya untuk hidup sederhana, bersyukur, dan menjauhi sifat mubazir.
Islam mengajarkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali sektor finansial termasuk gaya hidup itu sendiri. Dalam Al-Qur’an surah Al-Isra' ayat 27 Allah ta'ala berfirman:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا
"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Isra: 27)
Ayat di atas menegaskan bahwa sifat boros tak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa syukur terhadap nikmat Allah. Hidup sederhana menghantarkan seseorang untuk lebih menghargai rezeki yang diberikan dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Skala Prioritas Kebutuhan, Bukan Sekadar Keinginan
Dewasa ini, keinginan pemenuhan trend yang terus berubah setiap saat, dapat diputus dengan kebijaksanaan dalam mengkonsumsi sesuatu. Sebab yang utama adalah pemenuhan kebutuhan, bukan sekadar menuntaskan keinginan. Dalam Islam, kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal harus diprioritaskan. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِى سِرْبِهِ مُعَافًى فِى جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
"Barangsiapa di antara kamu merasa aman di rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya." (HR. Tirmidzi)
Selebihnya, untuk menjalankan gaya hidup hemat secara komitmen, penting untuk mencatat keuangan secara konsisten. Pencatatan keuangan menjadi alat untuk melindungi diri agar tidak berlebihan dalam menganggarkan pengeluaran.
Secara tersurat Islam menganjurkan umatnya untuk mencatat transaksi keuangan sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Baqarah ayat 282 yang membahas terkait pencatatan utang piutang, salah satunya penting untuk mencatat. Dengan pengelolaan dan pencatatan keuangan yang baik, seseorang dapat mengatur pengeluaran sesuai dengan kemampuan dan menghindari utang yang tidak diperlukan.
Segala sesuatu yang berlebihan akan berdampak dan menimbulkan ke sia-siaan atau mubadzir. Dalam syariat Islam, mubadzir merupakan perbuatan yang sangat terlarang. Rasulullah SAW bersabda:
"Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa berlebihan dan tanpa kesombongan." (HR. Ahmad dan Bukhari)
Sederhana dalam makanan, pakaian, dan gaya hidup menjadi falsafah dari frugal living. Sedangkan, membeli barang secukupnya dan memanfaatkan apa yang dimiliki adalah bentuk kesyukuran yang nyata.
Perlu menjadi catatan, dalam frugal living pandangan Islam, penghematan bukanlah untuk menimbun harta, melainkan untuk memaksimalkan manfaatnya, termasuk dengan berbagi kepada yang membutuhkan. Sedekah adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan harta. Serta dalam bersedekah tentu membantu sesama yang sedang membutuhkan.
Frugal living bukan sekadar strategi hidup hemat, tetapi juga bagian dari implementasi ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjalankan prinsip ini, umat Islam tidak hanya dapat mencapai keberkahan dalam harta, tetapi juga kebahagiaan yang hakiki. Hidup sederhana adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, menjaga kesejahteraan, dan mempererat hubungan sosial dengan sesama.
Sebagaimana Rasulullah SAW adalah teladan hidup sederhana, umat Islam diharapkan untuk meneladani beliau, menghindari keserakahan, dan mengutamakan keberkahan di atas kemewahan duniawi.
Walahu 'alam
Penulis:
Beta Wijaya
Praktisi Muda di Bidang Perbankan Syariah
Terpopuler
1
Pemilik Pesantren di Jaktim Sodomi 7 Santrinya, MWCNU Duren Sawit Siap Bantu Korban
2
Kick Off Harlah Ke-102 NU Digelar Besok di Surabaya
3
Semarak Harlah Ke-102 NU, Muslimat NU Jakarta Gelar Doa Bersama dan Pasang Bendera Serentak
4
Presiden akan Hadiri Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya Februari 2025
5
Kick-off Harlah Ke-102 NU, Gus Yahya: Warisan Muassis NU Perlu Dijaga Generasi Penerus
6
Harlah Ke-102 NU, LDNU Jakarta Gelar Lailatul Ijtima dan Isra Mi'raj Malam Ini
Terkini
Lihat Semua