Opini

Implementasi Kemandirian Nasional dalam Menghadapi Situasi Ketidakpastian Geopolitik

Rabu, 25 Juni 2025 | 08:00 WIB

Implementasi Kemandirian Nasional dalam Menghadapi Situasi Ketidakpastian Geopolitik

Ilustrasi aerial menunjukkan ratusan orang mengelilingi globe raksasa. (Foto: freepik)

Rivalitas kekuatan besar dunia kian memanas. Konflik teritorial bermunculan di berbagai belahan bumi. Ketegangan ekonomi mencengkeram rantai pasok global. Di tengah pusaran ketidakpastian geopolitik ini, Indonesia membutuhkan strategi kemandirian nasional yang kokoh untuk mempertahankan kedaulatan dan stabilitas bangsa.

 

Banyak negara yang jatuh dalam cengkeraman tekanan eksternal karena lemahnya ketahanan internal. Indonesia tidak boleh mengalami nasib serupa. Kemandirian nasional menjadi senjata ampuh menghadapi intervensi asing yang sewaktu-waktu dapat mengancam kedaulatan.

 

Namun, kemandirian bukan berarti isolasi. Indonesia tetap membuka diri pada kerjasama internasional, namun dengan syarat: kepentingan nasional harus menjadi kompas utama dalam setiap keputusan strategis. Mulai dari pembangunan ekonomi, pertahanan, hingga ketahanan sosial budaya, semuanya harus berpijak pada kekuatan sendiri.

 

Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan di kawasan Indo-Pasifik sebenarnya menguntungkan. Kekayaan sumber daya alam melimpah. Letak geografis strategis. Namun keunggulan ini belum dimanfaatkan optimal. Indonesia masih terjerat ketergantungan impor di berbagai sektor vital: pangan, energi, teknologi, bahkan pertahanan.

 

Ketergantungan ini berbahaya. Saat krisis melanda, negara-negara eksportir dapat dengan mudah memutus pasokan. Indonesia akan terpuruk. Maka, pemerintah harus segera membangun industri strategis dalam negeri. Investasi riset dan teknologi tidak boleh ditunda lagi. Sistem pendidikan perlu dirombak total untuk mencetak SDM unggul yang mampu bersaing global.

 

Diplomasi ekonomi juga harus diperkuat. Indonesia tidak boleh bergantung pada satu atau dua mitra dagang saja. Diversifikasi pasar ekspor-impor menjadi kunci agar tidak mudah digoyang fluktuasi ekonomi global.

 

Hambatan yang Menghadang

 

Jalan menuju kemandirian penuh dengan rintangan. Ketergantungan impor telah mengakar puluhan tahun. Industri dalam negeri masih lemah, terutama di sektor teknologi tinggi. Investasi asing memang mengalir deras, namun seringkali hanya menguntungkan jangka pendek tanpa transfer teknologi yang berarti.

 

Lebih mengkhawatirkan lagi, kemampuan riset dan inovasi lokal masih tertinggal jauh. Indonesia lebih sering berperan sebagai konsumen teknologi ketimbang produsen. Kesenjangan kualitas SDM antar daerah juga menjadi kendala serius.

 

Ancaman paling nyata datang dari intervensi asing dalam politik domestik. Media sosial dan platform digital menjadi medan perang narasi yang dapat memecah belah bangsa. Tekanan ekonomi dan militer juga kerap digunakan untuk mempengaruhi kebijakan dalam negeri.

 

Namun tantangan bukanlah alasan untuk menyerah. Kemandirian nasional bukan tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan. Hanya bangsa yang mandiri dan tangguh yang mampu menentukan nasibnya sendiri di tengah gejolak dunia yang tak terprediksi.

 

Indonesia harus bangkit sebagai subjek, bukan objek dalam percaturan global. Peran aktif dalam membentuk tatanan dunia yang adil dan damai hanya mungkin jika bangsa ini berdiri kokoh di atas kaki sendiri.

 

Langkah Konkret ke Depan

 

Pemerintah perlu menyusun roadmap kemandirian nasional yang terukur dan realistis. Target-target jangka pendek, menengah, dan panjang harus jelas dengan indikator pencapaian yang dapat diukur. Semua kebijakan strategis, dari ekonomi hingga pertahanan harus mengutamakan kepentingan nasional di atas segalanya.

 

Generasi muda tidak boleh hanya menjadi penonton. Mereka harus menjadi motor penggerak gerakan kemandirian di semua lini. Mulai dari memilih produk lokal, mengembangkan inovasi teknologi, hingga membentengi diri dari pengaruh negatif budaya asing.

 

Kolaborasi semua elemen bangsa menjadi kunci sukses. Pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat sipil harus bersatu membangun ekosistem inovasi yang kuat. Tanpa sinergi ini, cita-cita kemandirian hanya akan menjadi slogan kosong.

 

Yang tak kalah penting, bangsa ini perlu membangun narasi kebanggaan terhadap produk dan karya anak bangsa. Kemandirian harus menjadi bagian dari identitas nasional yang tertanam kuat di hati setiap warga negara.

 

Penulis adalah Alumni Lemhanas PPNK Angkatan 219 Tahun 2025, Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta.Â