Akademisi Ungkap Dampak Konspirasi Politik Jahat pada Pilkada 2024
Senin, 23 September 2024 | 09:00 WIB

Akademisi dari Universitas Indonesia (UI) Imdadur Rahmat pada kegiatan Silaturrahim dan Doa Bersama Untuk Pilkada Damai 2024 di Hotel Acacia, Senen, Jakarta Pusat pada Sabtu, (21/9/2024). (Foto: NU Online Jakarta/Erik Alga Lesmana)
Erik Alga Lesmana
Kontributor
Jakarta Pusat, NU Online Jakarta
Akademisi dari Universitas Indonesia (UI) M Imdadur Rahmat mengungkapkan dibutuhkan aktor-aktor politk yang mempunyai kapabilitas kuat, untuk melawan konspirasi politk jahat yang berpotensi muncul terutama pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024. Apabila hal itu terjadi, maka akan ada banyak orang merasa telah dilukai.
“Kalo kapabilitasnya rendah untuk bisa mencegah, menghambat dan melemahkan konspirasi politik jahat itu, tidak akan bisa. Maka berlangsunglah kejahatan itu. Nah, ini berbahaya. Ini berbahaya. Itu akan kemudian kejadian betul konspirasi politik jahat itu dan ada banyak orang (akan) terluka hatinya,” ungkap Imdad pada kegiatan Silaturrahmi dan Doa Bersama Untuk Pilkada Damai 2024 di Hotel Acacia, Senen, Jakarta Pusat pada Sabtu, (21/9/2024).
Lebih lanjut, Imdad menjelaskan apabila partisipasi politik yang benar tidak diwujudkan dan justru politik jahat yang muncul pada Pilkada, maka akan ada sekelompok orang yang akan merasa dilukai. Baik itu sekelompok massa maupun sekelompok elite.
“Nah luka hati ini yang kemudian apa yang disebut sebagai frustasi agresif. Nah, frustasi agresif ini, kita akan lihat polanya. Apakah yang dilukai hatinya itu massa, atau yang dilukai hatinya itu elite,” terang Imdad pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DKI Jakarta itu.
Apabila yang dilukai hatinya itu massa, lanjut Imdad, maka akan ada kemarahan komunal atau kolektif yang sifatnya spontan. Bahkan kemarahan ini dapat terjadi secara tidak terorganisir. Kemudian, kata Imdad, apabila yang dilukai itu para elit, maka bentuk perlawanannya dengan melakukan konspirasi.
“Yang dilukai hatinya itu massa, akan ada kemarahan komunal, kemarahan kolektif. Ngamuk aja pokonya, orang kecil itu kan, massa itu kan ngamuk. Tidak teratur, tidak terorgansir, habis itu selesai. Nah, kalo yang dilukai tidak massa, tapi hanya elit. Yang terjadi adalah bentuk perlawanan konspirasi. Gerakan-gerakan yang tidak melibatkan massa bawah,” terang Imdad.
“Nah yang celaka, kalo ada elit yang tidak puas diperlalukan tidak adil karena politik jahat ini. Nah, yang elit ini punya massa, nah ketemu tuh elit dan massa. Ini berbahaya. Ini akan berkembang tidak lagi menjadi kekacauan, juga bukan konspirasi saja. Tetapi perang sodara. Nah ini yang bisa berkembang menjadi revolusi, menjadi konflik komunal,” lanjut Imdad.
Selain itu, Imdad juga meminta kepada para penyelenggara Pilkada, para tokoh agama dan lainnya untuk berhati-hati terhadap peristiwa yang dapat muncul selama pergelaran Pilkada. Ia juga mengajak untuk terus silaturrahim karena itu penting.
“Nah, kalo lihat Pilkada. Ini urusan elit dan urusan massa. Jadi harus hati-hati ini, KPU, Bawaslu, tokoh agama, karena ini tepat akan dikaitkan dengan peristiwa sebelumnya. Karena ada satu kelompok yang juga mencoba mempraktekkan konspirasi politik jahat itu, meskipun gagal, dengan kotak kosong,” jelasnya.
“Hati-hati, oleh karena itu, doa penting. Silaturrahim lebih penting lagi,” kata penulis buku Islamisme Di Era Transisi Demokrasi: Pengalaman Indonesia Dan Mesir itu.
Kemudian, Imdad juga meminta kepada masyarakat untuk terus mengawasi jalannya Pilkada 2024 ini, terutama untuk menghindari politik jahat yang bisa saja muncul.
“Jangan anyep (sepi), seolah-olah ada konspirasi yang kemudian membuat luka hati dan kemudian akan pecah,” tutup Imdad.
Terpopuler
1
Hasil Demo Ojol 2025: Komisi V DPR akan Gelar Rapat Bersama Kemenhub dan Aplikator
2
MWCNU Kramat Jati Teken Prasasti dan Resmikan Makam Syekh Jafar Jati
3
Warga Temukan Makam Kramat Syekh Jafar: Asal Muasal Nama Kramat Jati?
4
Ini 5 Tuntutan Ojol dalam Demo Besar-besaran 20 Mei 2025
5
Berita Duka: Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Wafat
6
Pengesahan Makam Syeikh Jafar Jati, Kiai Munif Ingatkan Perbanyak Doa Dalam Keadaan Sulit
Terkini
Lihat Semua