• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Selasa, 30 April 2024

Jakarta Raya

DEMA FITK UIN Jakarta Gelar Diskusi Penggunaan AI dalam Pendidikan

DEMA FITK UIN Jakarta Gelar Diskusi Penggunaan AI dalam Pendidikan
DEMA FITK UIN Jakarta. (Foto: Istimewa)
DEMA FITK UIN Jakarta. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Jakarta
Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Diskusi tentang Penggunaan Artificial Intelligent (AI) atau Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan di Era Teknologi. Kegiatan digelar secara daring pada Selasa (26/3/2024) hingga Rabu (27/3/2024) jelang waktu buka puasa.


Ketua DEMA FITK Rifqi Aunurrofi Al-Gifari mengatakan acara ini merupakan bentuk hadirnya organisasi sebagai wadah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi yang sangat cepat ini. Kegiatan ini merupakan satu dari kegiatan Festival Ramadhan yang diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa FITK di seluruh Indonesia.

 

“DEMA FITK memberikan kesempatan bagi mahasiswa FITK untuk bersama-sama dalam sesi berdiskusi yang bertujuan meningkatkan aspek spiritual dan intelektual,” ujar Rifqi.

 

Dalam kesempatan itu, Rifqi berharap mahasiswa FITK dapat menjadi pilar yang kuat baik dalam aspek pendidikan maupun sebagai generasi penerus yang lebih baik di masa depan.

 

Acara diskusi daring ini menghadirkan satu narasumber khusus, yaitu Erik Supit, seorang praktisi Generative AI yang memiliki karya-karya terkenal dalam bidangnya. Selain itu, Erik dikenal seringkali menghadiri forum diskusi dan seminar dengan tema utama yang biasa dia adakan, yaitu ‘Hemat Waktu dan Energi dengan Generative AI.’

 

Erik berpendapat kehadiran teknologi dalam era modern ini semakin mempercepat perkembangan, dan keberadaannya sangat penting untuk diikuti dengan adaptasi yang baik. 

 

Melalui dskusi ini, Erik berharap mahasiswa FITK menjadi lebih adaptif dan mampu memanfaatkan teknologi secara optimal. 

 

“Hal ini karena perubahan yang bersifat eksponensial tidak boleh menjadi penghalang untuk menciptakan langkah-langkah inovatif,” jelas Erik dalam paparannya.

 

Lebih lanjut, menurut Erik, AI bukan hanya sebuah gerakan teknologi, tetapi juga mencerminkan bagaimana kita bisa bergerak dengan cepat tanpa kehilangan substansi dan nilai-nilai inti.

 

“Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan memiliki peran krusial dalam mencetak calon-calon tenaga pendidik yang berkualitas. Sebagai calon pendidik, penting bagi kita untuk dapat membimbing dan mempersiapkan generasi mendatang dengan baik,” terangnya.

 

Dengan demikian, menggabungkan kebijaksanaan manusia dengan kecerdasan buatan (AI) adalah langkah penting dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.

 

“Pertemuan daring ini menjadi wadah bagi praktisi pendidikan, pengembang teknologi, dan stakeholder lainnya untuk berbagi gagasan dan pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di era digital,” tutupnya.


Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami


Jakarta Raya Terbaru