• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 28 April 2024

Jakarta Raya

Ketua Muslimat NU DKI: Jadikan Kekuatan Digital Sebarkan Aswaja NU

Ketua Muslimat NU DKI: Jadikan Kekuatan Digital Sebarkan Aswaja NU
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Rochim. (Foto: NU Online Jakarta).
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Rochim. (Foto: NU Online Jakarta).

Jakarta Timur, NU Online Jakarta


Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta Nyai Hj Hizbiyah Rochim mengatakan bahwa kekuatan dunia digital untuk menyebarkan Islam Ahlusunnah wal Jamaah ala Nahdlatul Ulama (Aswaja NU) ditengah-tengah masyarakat. Pasalnya, kekuatan digital saat ini disalah gunakan untuk menebarkan berita bohong dan penyebarluasan Islam yang tidak ramah.


"Melalui penguatan digital, Aswaja NU menjadi pandangan Islam yang mendukung pemahaman tradisional Islam, toleransi, dan kerukunan antaragama. Ini menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam pengembangan Islam di Indonesia, di mana pluralisme agama dan keberagaman budaya sangat kuat," katanya saat Seminar Litrasi Digital di Aula Kantor PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (31/10/2023) pagi.


Nyai Hj Hizbiyah Rochim juga menyoroti dalam kekuatan digital saat ini, banyak organisasi yang menggunakan nama perempuan (biasanya dengan awalan 'Muslimat') sudah tersebar luas saat ini, dan kebanyakan dari mereka adalah perkumpulan atau kelompok perempuan Muslim. 


"Organisasi nama perempuan udah banyak sekarang ini perkumpulan muslimat. Kalo tidak ada nunya berarti bukan Muslimat NU, jika suatu organisasi atau kelompok tidak memiliki unsur 'Nahdlatul Ulama' dalam namanya, maka biasanya itu bukan bagian dari organisasi Muslimat NU," katanya.


Lebih dari itu, Putri KH Wahab Chasbulla itu menyampaikan bahwa pentingnya Aswaja NU adalah penekanan pada toleransi, inklusivitas, dan kerukunan antar umat beragama. Ia menegaskan, Aswaja NU menekankan pentingnya menghormati perbedaan dalam keyakinan dan pandangan agama.


"Aswaja NU mendorong pendidikan dan peningkatan pengetahuan sebagai sarana untuk memahami agama Islam dengan benar. Pendidikan Islam yang tepat adalah kunci untuk mengembangkan pemahaman agama yang baik," jelasnya.


Senada dengan Nyai Hizbiyah, Pimpinan Pesantren Asshiddiqiyah KH Ahmad Mahrus Iskandar menyatakan bahwa penguatan literasi digital untuk pembina majelis taklim merupakan suatu kewajiban. Baginya, majelis taklim adalah tempat di mana orang-orang berkumpul untuk menggali pengetahuan agama, memperkuat nilai-nilai kultural Islam, dan melibatkan diri dalam dakwah atau penyebaran ajaran agama Islam. 


"Ini adalah salah satu cara di mana NU dan organisasi serupa berkontribusi dalam meningkatkan literasi agama dan budaya Islam di masyarakat, ini mengacu pada bagian budaya dari organisasi NU, yang merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU memiliki peran penting dalam memelihara dan mengembangkan budaya Islam di Indonesia," pungkasnya dalam penyampaian materi.


Pewarta: Haekal Attar
Editor: Aru Elgete


Editor:

Jakarta Raya Terbaru