Jakarta Raya

Ketua PWNU Jakarta Sebut MWCNU dan Ranting Ujung Tombak Perjuangan NU

Selasa, 8 Juli 2025 | 12:00 WIB

Ketua PWNU Jakarta Sebut MWCNU dan Ranting Ujung Tombak Perjuangan NU

Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif dalam Pelatihan dan Pembinaan Kader NU yang diselenggarakan oleh MWCNU Kramat jati di Pondok Pesantren Pasulukan Al-Masykuriyah, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin, (7/7/2025) malam. (Foto: NU Online/Zehid)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta
‎Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta, KH Samsul Ma'arif menyebutkan bahwa pengurus tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dan Ranting merupakan ujung tombak perjuangan Nahdlatul Ulama. 


‎Pernyataan tersebut disampaikan pada acara Pelatihan dan Pembinaan Kader NU yang diselenggarakan oleh MWCNU Kramat Jati di Pondok Pesantren Pasulukan Al-Masykuriyah, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin, (7/7/2025) malam. 

‎"Pengurus Ranting dan MWC itu yang paling berat. Kenapa paling berat? Karena Ujung tombak. Kegiatannya lebih banyak mandiri, mencari sendiri," ucap Kiai Samsul. 

‎Melihat beratnya tugas pengurus ranting dan MWCNU yang langsung bersentuhan dengan masyarakat akar rumput, Kiai Samsul berusaha meminimalisir kegiatan PWNU, agar optimalisasi anggarannya dapat diberdayakan untuk menjalankan program pengurus tingkat ranting dan MWCNU.

‎"Kegiatan itu lebih diutamakan di tingkat MWCNU dan Ranting. Sehingga semua MWC yang jumlahnya 44 itu, dan ranting yang jumlahnya 267, itu semuanya insyaallah, kita dorong untuk melakukan kegiatan, walaupun sedikit bantuan, ahamdulillah, ranting sudah mendapatkan. Sebagai stimulus kegiatan untuk tingkat ranting dan MWCNU," jelasnya. 


‎Lebuh lanjut Kiai Samsul memberikan gambaran bahwa pengurus ranting dan MWCNU adalah orang yang paling dekat dengan para pendiri Nahdlatul Ulama di akhirat karena perjuangannya yang cukup berat menyebarkan paham-paham Ahlusunnah Wal Jamaah An-Nahdliyyah di tengah masyarakat. 


‎"Rombongan nanti di akhirat yang masuk surga, dari NU, gerbong yang paling depan itu Mbah Hasyim, Mbah Wahab, muassis (pendiri), nah gerbong belakangnya itu ketua ranting, baru ketua MWCNU, baru ketua PCNU, yang paling terakhir baru ketua PWNU," tuturnya.

 

"Jadi jangan khawatir, pengurus ranting insyaallah adalah yang paling terdekat nanti di akhirat dengan pendiri Nahdlatul Ulama," tutupnya.