Lesbumi Jakarta Gelar Pertunjukan Soal Perempuan dan Ketimpangan Sosial
Rabu, 14 Agustus 2024 | 10:00 WIB

Potret kebersamaan pemeran teaterBunga Rumah Makan di Auditorium Gelanggang Remaja Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2024) malam. (Foto: dok. Lesbumi Jakarta)
Khoirul Rizqy At-Tamami
Penulis
Jakarta Selatan, NU Online Jakarta
Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar teater yang bertajuk “Bunga Rumah Makan” di Auditorium Gelanggang Remaja Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2024) malam. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan komunitas Teater Ciliwung.
Ketua Lesbumi PWNU DKI Jakarta H Ahmad Yusuf mengatakan teater “Bunga Rumah Makan” bercerita tentang seorang perempuan bernama Ani yang bekerja sebagai pelayan di Rumah Makan Sambara. Ani adalah seorang anak yatim piatu yang miskin, namun ia memiliki paras yang cantik hingga membuat laki-laki menginginkan dia.
“Ani sering dirayu, dan disanjung-sanjung sebagai wanita yang "sangat diingini". Semua keinginan laki-laki itu hanya untuk memuaskan nafsu dan melecehkan Ani,” ujar Yusuf kepada NU Online Jakarta.
Yusuf menjelaskan di rumah makan Sambara, Ani merasakan bunga-bunga cinta yang memberikan kebimbangan akan jati dirinya dalam menjalani kehidupan ke depannya. Dalam benaknya, ia hanya ingin merasakan hidup bebas tanpa dibelenggu oleh apapun.
Kemudian, konflik dimulai ketika Ani hendak dijodohkan oleh anak dari pemilik rumah makan dengan berbagai tekanan yang diterimanya.
“Saya melihat cerita ini sebagai "pelecehan" terhadap pelayan warung. Disukai oleh beberapa orang, ditekan oleh pemilik warung yang ingin menjodohkannya dengan anaknya,” kata Yusuf.
Kemudian, Yusuf melanjutkan, di tengah gejolak dan tekanan yang menimpa diri Ani, ia memilih untuk bertahan sambil mengharapkan kebebasan. Kebebasan dalam hidup merupakan hal yang terus ia perjuangkan.
“Namun Ani lebih memilih kebebasan dalam hidup tanpa tekanan dan kekangan,” ujarnya.
Di samping itu, Yusuf yang juga produser teater tersebut menyampaikan, di antara laki-laki yang menghampiri Ani dengan segudang latar belakangnya, Ani menambatkan hatinya kepada seorang pelancong bernama Iskandar. Meskipun ia tak memiliki latar belakang yang sama dengan laki-laki yang lain yang menghampiri Ani.
“Ani memilih Iskandar. Orang yang tak jelas, tapi memiliki kejujuran,” tutur Pendiri Teater Ciliwung itu.
Alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu menjelaskan, teater yang disutradarai oleh pengurus Lesbumi Jakarta, Bagus Ade Saputra dari naskah yang ditulis oleh Utuy Tatang Sontani. Teater ini mengulas cerita yang mempertunjukkan kehidupan manusia yang penuh ketimpangan lalu dikemas dengan kisah cinta antar manusia.
“Kelihatannya kisahnya simple,hanya kisah romansa. Namun sesungguhnya dibalik itu, ada pesan yang sangat jelas. Pesan perlawanan terhadap kemapanan dan kekuasaan,” tegasnya.
Yusuf bersyukur teater ini berhasil menarik perhatian para pengunjung. Sebanyak 265 kursi yang ada di Gelanggang Remaja Bulungan mampu terisi secara penuh dari total 300 pengunjung yang mendaftar secara daring.
“Penonton membludak full, banyak yang tak dapat tempat duduk. Kapasitas kursi 265 yang daftar online 300 lebih plus keluarga pemain dan kru, serta anggota Sanggar Ciliwung dan Pengurus Lesbumi,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
6
Pemerintah Batalkan Subsidi Listrik, Fokus Bantuan Upah Pekerja
Terkini
Lihat Semua