• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Selasa, 30 April 2024

Jakarta Raya

PW Pergunu Jakarta Minta Nilai Sertifikasi Guru Swasta Ditingkatkan

PW Pergunu Jakarta Minta Nilai Sertifikasi Guru Swasta Ditingkatkan
PW Pergunu DKI Jakarta bersama anggota DPD RI Abdul Kholik di Gedung DPD RI, Jakarta, Senin (9/4/2024).
PW Pergunu DKI Jakarta bersama anggota DPD RI Abdul Kholik di Gedung DPD RI, Jakarta, Senin (9/4/2024).

Jakarta Timur, NU Online Jakarta

Pengurus Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) DKI Jakarta meminta agar pemerintah segera meningkatkan nilai seritifikasi guru yang sebelumnya 1,5 juta menjadi 2,5 juta rupiah. Hal itu disampaikannya saat rapat bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Kantor DPD, Jakarta, Senin (8/4/2024) lalu.


"Perlu adanya skema lain selain pengangkatan P3K untuk guru2 swasta seperti; percepatan pemenuhan sertifikasi bagi guru-guru swasta dan peningkatan nominal sertifikasi dari 1,5 juta menjadi 2,5 juta sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mensejahterakan guru," kata Ketua PW Pergunu DKI Jakarta Solhah Munawaroh


Solhah menilai bahwa mayoritas anggota Pergunu masih berstatus guru swasta dan honorer di sekolah-sekolah negeri negeri. Sehingga perlu adanya perbaikan sistem yang dapat menjangkau kesegala lini utamanya kesejahteraan guru.


Selain itu, Solhah mengira perlu adanya perubahan Undang-Undang (UU) Aparatur Sipil Negara (ASN) sehingga guru-guru swasta yang masuk P3K masih dapat mengajar di swasta.


Disisi lain, Senator DPD Jawa Tengah Abdul Kholik mengatakan pengangkatan guru melalui program P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) harus memberdayakan sekolah swasta. Diharapkan nantinya kualitas pendidikan antara negeri dan swasta akan setara.


“Program pengangkatan guru melalui P3K merupakan cara yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kualitas pengajaran antara sekolah negeri dengan sekolah swasta, terutama sekolah stwasta yang belum berkembang,’’ kata Abdul Kholik, dalam perbincangan pada Senin sore (08/04/2024).


Menurut Kholik, meski bertujuan ideal bagi peningkatan kualitas para pendidik, namun pada praktiknya bagi sekolah swasta banyak mengalami kerugian. Ini karena program ini kemudian mencabut guru swasta yang berkualitas menjadi pindah mengajar ke sekolah negeri.


‘’Akibatnya, karena ditinggal guru yang swasta yang berkualitas karena menjadi ASN sebagai guru di sekolah negeri, sekolah swasta yang menjadi asal guru itu menjadi terbengkelai. Padahal selama ini guru itu lazimnya menjadi salah satu tulang punnggung bagi kualitas pendidikan di sekolah tersebut,’’ ujarnya.


Lebih lanjut, Kholik mengira bila sekolah swasta kualitasnya menjadi menurun kulitas pengajarannya akibat ditinggal gurunya menjadi ASN di sekolah negeri, maka secara kesuluruhan kualitas pendidikan nasional juga akan menurun.


’’Harus dipahami juga bahwa sekolah swasta itu menjadi tulang punggung pendidikan nasional. Mengapa demikian? Ini karena jumlah sekolah swasta itu jumlahnya lebih dari empat kali lipat sekolah negeri. Sekolah negeri jumlanya hanya sekitar 150 ribu buah, sedangkan sekolah swasta jumlahnya lebih dari 650 ribu buah," katanya.


Haekal Attar


Jakarta Raya Terbaru